Sekolah kami mulai menerapkan Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran 2022/3023. Kami melaksanakan Kurikulum Merdeka melalui jalur Program Sekolah Penggerak. Program ini diluncurkan oleh Menteri Pendidikan sebagai Program Merdeka Belajar episode ketujuh.
Sebagai sekolah penggerak, Sekolah kami melaksanakan Kurikulum Merdeka secara menyeluruh. Kami memperoleh pelatihan dari Kemendikbudristek secara daring mengenai topik-topik yang harus dikuasi oleh kepala sekolah dan pendidik menerapkan Kurikulum Merdeka.
Tidak semua pendidik, melainkan beberapa guru yang tergabung di dalam Tim Komite Pembelajar yang terdiri dari Kepala sekolah, Guru BK dan 4 guru yang mengajar di fase E. Pelatihan tersebut memberikan keterampilan-keterampilan dasar bagaimana menerapkan Kurikulum Merdeka.
Banyak keterampilan teknis harus dilatih secara mandiri. Salah satu keterampilan teknis tersebut adalah merancang asemen. Topik asesmen tidak saya peroleh secara detail pada saat pelatihan sebagai sekolah penggerak. Pemahaman mengenai asesmen saya peroleh melalalui pelatihan di Platform Merdeka Mengajar (PMM).
Pelatihan Asesmen di PMM sangat Holistik
Saya merasakan pelatihan di PMM sangat mudah dipahami dan menarik karena saya bisa memilih topik secara fleksibel, selain materi dikemas dalam format video, juga didukung dengan teks dalam format PDF. Narasumber juga memberi contoh dari setiap penjelasan yang diberikan. Contoh-contoh yang diberikan memudahkan saya membahami topik.
Pada pelatihan mandiri di PMM mengenai asesmen, saya memperoleh pemikiran dasar asesmen, misalnya tujuan dan prinsip-prinsip asesmen. Asesmen mempunyai tujuan memantau kualitas pembelajaran karena hasil asesmen bisa digunakan sebagai umpan balik kualitas pembelajaran.
Selama ini saya (barangkali sebagian besar pendidik) menggunakan asesmen sebagai akitivitas untuk mendapatkan nilai bagi siswa. Siswa menjadi berkompetisi memperoleh nilai tertinggi (ranking). Cara berpikir seperti ini yang sering menjadi pendorong peserta didik mencontek saat asesmen.
Pada pelatihan ini ditegaskan pentingnya membedakan antara asesmen formatif dan sumatif. Kedua jenis asesmen ini sering masih dipahami secara keliru oleh pendidik. Akibatnya asesmen tidak ditempatkan pada fungsi yang seharusya.
Asesmen formatif adalah asesmen yang digunakan untuk memperbaiki pemebalajaran yang dilaksanakan oleh pendidik. Termasuk dalam asesmen formatif adalah asesmen as learning dan of learning. Masih sering dipahami bahwa asesmen yang disebut ulangan harian disebut asemen formatif. Padahal istilah formatif dan sumatif terletak pada tujuan aseasmen.