Seorang peserta didik datang kepada saya menyampaikan suasana hatinya yang bahagia. Pada saat pelajaran ia mendapatkan apresiasi dari guru dan teman-temannya karena ia membersihkan whiteboard yang penuh dengan noda hitam akibat spidol permanen.
Memuji dengan tulus dan menyampaikan terima kasih adalah bentuk dari kecerdasan interpersonal. Kecerdasan interpersonal digambarkan sebagai kecerdasan seseorang memahami dan memperkirakan perasaan, suasana hati serta keinginan orang lain.
Seseorang dikatakan punya kecerdasan interpersonal ketika ia mampu mengerti, dan memahami perasaan atau suasana hati orang lain dan bertindak memenuhi harapan orang lain. Misalnya pada cerita yang disampaikan oleh peserta didik saya di atas. Guru dan peserta didik lainya punya kecerdasan interpersonal yang baik.
Kecerdasan interpersonal biasanya berdampingan dengan kecerdasan intrapersonal dan professional. Ketiga kecerdasan ini sangat penting dalam hidup kita sehari-hari baik di dalam keluarga, lingkungan pergaulan maupun lingkungan kerja professional. Tentu saja termasuk seorang pendidik. (untuk mendalami ketiga kecerdasan ini silakan baca buku "Kamu Itu Istimewa" penulis: Purwanto)
Seorang pendidik yang setiap hari bersentuhan dengan orang lain (peserta didik dan orang tua peserta didik) harus punya kecerdasan interpersonal. Seringkali kekecewaan dari orangtua peserta didik justru disebabkan karena pendidik tidak mampu memahami perasaan dan suasana hati orangtua peserta didik. Yang terjadi kemudian, orangtua peserta didik bercerita kepada sesama orangtua. Terjadilah yang disebut kampanye hitam (black campaign)
Keluhan orang tua peserta didik tentu bukannya tanpa alasan. Ada keluhan karena ada sebab. Tidak mungkin tidak ada sebab tanpa akibat. Misalnya ada keluhan bigini, "Guru anak saya sangat cuek. Diem-diem saja. Tidak menjelaskan kepada saya kenapa nilai anak saya begini" Keluhan ini mau menyampaikan pesan apa?
Kemampuan pendidik menangkap pesan yang tersembunyi dibalik keluhan adalah kecerdasan interpersonal. Keluhan menggambarkan layanan kurang bagus yang sudah terjadi. Ini akibat kecerdasan interpersonal yang rendah. Tetapi reaksi kita dalam merespon keluhan juga menggambarkan tingkat kecerdasan interpersonal seseorang.
Atas keluhan seperti ini ada kemungkinan beberapa reaksi.
Reaksi pertama, pendidik menganggap keluhan itu biasa karena tidak ada manusia yang sempurna.
Reaksi kedua, pendidik akan mengatakan, "Ya kalau mau tahu kenapa nilai anaknya begitu, tanya dong pada saat terima rapor"