Lihat ke Halaman Asli

Purwanto (Mas Pung)

Pricipal SMA Cinta Kasih Tzu Chi (Sekolah Penggerak Angkatan II) | Nara Sumber Berbagi Praktik Baik | Writer

Karakter Anak, Tanggung Jawab Sekolah atau Orangtua?

Diperbarui: 5 Maret 2023   21:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang ibu dengan emosional mengatakan demikian, "Saya tidak mengerti kenapa anak saya sekarang suka melawan saya. Tolong sekolah mendidik anak-anak supaya menghormati orangtua"

Barangkali teman guru pernah menjumpai orang tua siswa yang bersikap seperti itu. Orangtua yang berpikir bahwa mendidik karakter anak adalah tanggung jawab sekolah. Bahkan ada yang lebih ekstrem lagi. Orangtua menyalahkan sekolah atas perilaku anak.

Peristiwa anak mantan pejabat pajak yang menganiaya remaja David- yang melibatkan anak dibawah umur berinisial AG yang masih kelas X mengungkap pola asuh orang tua sangat menentukan karakter anak. Anak AG disebut sebagai anak yang dimanja sejak Sekolah Dasar oleh orangtua angkatnya.

Artikel ini adalah refleksi penulis sebagai guru yang menjumpai bahwa perilaku anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan pola asuh dan pola keseharian di rumah.  Seorang anak yang biasa menggunakan kata-kata kasar dan kotor karena terbiasa menggunakan kata itu dalam keseharian di rumah atau lingkungan pergaulannya.

Dalam pandangan penulis, tidak mungkin orang tua tidak tahu kebiasaan anak menggunakan kata-kata kasar atau kotor. Yang lebih parah lagi, orang tua sendiri sering menggunakan kata-kata tersebut untuk mengungkapkan emosi negative.

Sering kita mendengar dari pakar psikologi, "Jika Anda ingin mengetahui sifat dan kecenderungan Anda, lihatlah sifat dan kencenderungan anak Anda" Kita juga sering mendengar peribahasa, "Like son, like father" (bagaimana anak, demikianlah orangtuanya). Sungguh, anak adalah seorang peniru hebat. Mereka bisa menirukan gaya semua guru di sekolah. Seorang Bernama Lisa Nalven, M.D., dokter anak specialisasi perkembangan dan perilaku anak mengatakan, "kegiatan meniru adalah kegiatan yang sangat penting dalam tahap perkembangan kemampuan bahasa dan sosialisasi buah hati Anda"

Anak sejak usia emas (golden age) usia 0-5 tahun adalah usia yang sangat menentukan pembentukan karakter anak. Usia tersebut seorang anak tumbuh bersama dengan orangtua. Usia berikut menjadi lanjutan karakter yang telah ditanamkan pada usia emas. Pertumbuhan usia berikut sangat ditentukan oleh lingkungan. Lingkungan pertama dan utama adalah keluarga baru kemudian lingkungan sekitar.

Pendidikan karakter anak tidak bisa diserahkan kepada sekolah. Sesungguhnya, pendidikan karakter anak adalah tanggung jawab orang tua. Tentu bukan berarti sekolah tidak campur tangan. Sekolah sebagai lembaga formal memang sudah seharusnya mengembangkan karakter siswa. Pendidikan yang pertama dan utama memang pendidikan karakter. Namun sekali lagi ini bukan berarti mengambil alih tugas dan tanggung jawab orang tua.

Dalam konteks pengembangan karakter peserta didik, sekolah terlibat dalam upaya penguatan karakter, bukan pembentukan karakter.

Menyikapi sikap ibu yang dengan emosional minta sekolah mendidik anak-anak agar menghormati orang tua menyadarkan sekolah bahwa keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan anak baik itu intelektual, emosional, karakter dan sosial adalah sangat penting. Pelibatan orang tua bukan hanya intervensi dalam pembayaran biaya sekolah tetapi juga memahami peran mereka dalam pembentukan karakter anak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline