"Mampu mengajarkan anak-anak untuk membangkitkan niat baik dan kembali kepada sifat hakiki manusia barulah disebut Pendidikan" (Master Cheng Yen). Para guru selalu berusaha dengan sungguh-sungguh mengajarkan anak-anak membangkitkan niat baik itu dengan pelatihan saji teh dan merangkai bunga. Pelatihan saji teh dan merangkai bunga sebagai Pendidikan Hati.
Barangkali ini satu-satunya praktik baik pembiasaan sekolah yang hanya ada di sekolah kami. Penulis belum pernah menjumpai ada praktik pembiasaan saji teh dan merangkai bunga di satuan Pendidikan.
Pelatihan Saji Teh dan Merangkai Bunga
Minum Teh dalam tradisi lokal Indonesia tidak sefamiliar kopi. Minum teh adalah tradisi penting di dalam budaya Tiongkok dan Taiwan. Dalam drama-drama TIongkok yang berlatar belakang kerajaan, kita akan jumpai adegan menyajikan teh sebagai praktik istimewa di antara kaum bangsawan. Dalam pembiasaan di sekolah kami, bukan pertama-tama minum teh tetapi menyajikan teh , termasuk cara menempatkan perlengkapan saji teh .
Satu set alat saji teh harus ditempatkan pada tempat masing-masing. Jika ada yang salah tempat maka akan mengganggu dinamika penyajian teh.
Dari tata tempat ini para peserta didik belajar bahwa segala sesuatu sesungguhnya sudah mempunyai tempat masing-masing sesuai dengan fusnginya, termasuk diri kita. Jika ada yang salah tempat pasti akan menggunggu dinamika proses penyajian. Demikian juga ketika kita menempatkan tata laku atau tata bicara kita tidak sesuai dengan tempat dan fungsinya, maka akan terjadi gangguan dalam dinamikan kehidupan.
Pelatihan saji teh mempunyai tujuan agar para murid bisa memiliki batin yang tenang, dan memperbaiki sikap yang kurang tepat. Sedangkan dari tata krama minum teh para murid dilatih saling menghormati dan melayani.
Pelatihan Merangkai Bunga
Merangkai bunga. Siapa yang tidak mengetahui? Apa yang membedakan kegiatan merangkai bunga di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi dengan merangkai bunga di tempat lain?