Lihat ke Halaman Asli

Purwanto (Mas Pung)

Pricipal SMA Cinta Kasih Tzu Chi (Sekolah Penggerak Angkatan II) | Nara Sumber Berbagi Praktik Baik | Writer

Tetap Bisa Bahagia Walau Berada dalam Keadaan Buruk

Diperbarui: 9 Januari 2021   20:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: Epictetus (dailystoic.com)

 Untung tidak dapat diraih, malang tidak dapat ditolak

Peribahasa yang mau menggambarkan keadaan negative (serba kekurangan), seperti kurang sehat, keterpurukan eknomi, terisolasi secara sosial karena fitnah dan sejenisnya.  Saat seperti seperti sekarang ini ketika pandemic tidak segera berujung akhir, tidak sedikit masyarakat yang mengalami kesulitan keuangan, dan juga kesehatan. 

Perasaan menjadi khawatir, batin menjadi tidak tenang, hati merasa resah. Stres sangat menekan hingga terkadang merasa bingung apa yang harus dikerjakan. Saya sendiri bisa merasakan situasi batin seperti ketika menjumpai orang tua yang menceritakan kesulitan ekonomi.

Terpikir dalam benak saya "bagaimana dalam keadaan seperti itu masih tetap bisa merasakan suka cita". Tetap bisa bahagia kendati dalam keadaan buruk. Kenapa saya berpikir demikian? Karena saya yakin banyak orang pernah, dan sedang atau akan mengalami keadaan buruk. Dan saya pun juga terkadang berada dalam keadaan  batin demikian. Siapa tahu tulisan ini bermanfaat bagi orang-orang yang sedang berada dalam keadaan buruk agar tetap bisa merasa dan alami bahagia. Dengan demikian bisa melanjutkan kehidupan dengan bermakna kendati situasi yang meliputi dirinya serba kurang.

Prinsip Dikotomi Kendali 

Pertanyaan refleksi saya, "Bagaimana dalam keadaan buruk tetap bisa mengalami bahagia?" bisa saya tempatkan dalam kerangka ajaran agama saya. Ya,misalnya berdoa, berpuasa, mati raga atau doa syafaat tengah malam. Tapi pertanyaan saya tersebut dijawab secara filosofis oleh filsuf Stoa, Epictetus. (Secara Panjang lebar dijabarkan oleh Henry Manapiring dalam bukunya Filsafat Teras) "Ada hal-hal di bawah kendali (tergantung pada) kita, ada hal-hal yang tidak di bawah kendali (tidak tergantung pada) kita"  Apa yang dikatakan oleh Epictetus disebut prinsip dikotomi kendali.

Tentu hal pertama yang harus dipahami adalah konsep dikotomi kendali, yaitu kita harus tahu hal-hal yang berada di bawah kendali kita dan ada hal yang tidak berada di bawah kendali kita. Memahami hal ini tujuannya agar kita fokus pada hal-hal yang memang berada di bawah kendali kita. Ini adalah penjabaran dikotomi kendali tersebut.

TIDAK di bawah kendali kita

1. Tindakan orang lain (kecuali yang di bawah ancaman kita)

2. Opini orang lain

3. Reputasi/popularitas kita

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline