Lihat ke Halaman Asli

Purwanto (Mas Pung)

Pricipal SMA Cinta Kasih Tzu Chi (Sekolah Penggerak Angkatan II) | Nara Sumber Berbagi Praktik Baik | Writer

Belajar dari Buku Home "Visit Praktik Cura Personalis": Pentingnya Fokus pada Karakteristik Siswa

Diperbarui: 26 November 2020   21:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Hari-hari ini dunia pendidikan nasional diviralkan oleh isu pembelajaran tatap muka yang akan dilaksanakan pada awal Januari 2021. Berbagai alasan dinlotarkan baik oleh yang mendukung gagasan tersebut maupun oleh mereka yang tidak setuju.  Salah satu alasan dari sekian banyak alasan yang mendukung pelaksanaan belajar tatap muka adalah tidak efektifnya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau Belajar Dari Rumah (BDR)

Masalah Utama: Siswa Tidak Menjadi Fokus Pembelajaran

Faktor penyebab tidak efektifnya BDR salah satunya-menurut saya factor ini yang terpenting-adalah siswa tidak menjadi fokus saaatpembelajaran dilaksanakan secara daring. 

Dalam pembelajaran daring para guru masih cenderung menggunakan paradigma lama, yaitu pembelajaran untuk semua siswa dengan cara yang sama. Karakteristik siswa secara individual kurang mendapat perhatian. 

Kita tahu bahwa setiap siswa (anak) mempunyai karakteristik berbeda dalam gaya belajar. Ssetiap siswa punya kelemahan dan kelebihan yang berbeda. 

Nah, guru sudah terbiasa dengan model pembelajaran klasikal yang memperlakukan semua siswa dengan cara yang sama pada saat pembelajaran tatap muka. Karena itu, ketika pembelajaran dilakukan secara daring, gaya dan model pembelajaran ini ditransposisi ke dalam pembelajaran. Akibatnya anak kurang terlibat efektivitas pembelajar pun rendah.

Padahal seharusnya tidaklah demikian. Baik itu pembelajaran tatap muka maupun pembelajaran daring, salah satu faktor yang penting untuk efektivitas pembelajaran yaitu ketika guru memberi layanan pengajaran sesuai karakteristik siswa. 

Ini artinya setiap guru harus mampu melakukan internvensi emosi sesuai dengan keadaan siswa. Disinilah guru harus mengenal dengan baik setiap siswa yang dilayaninya. 

Tanpa pengetahuan dan pengenalan yang baik secara individual kepada setiap siswa, guru akan melakukan pembelajaran dengan satu pendekatan untuk semua alias one for all. 

Proses interaksi pembelajan pun terjadi satu arah. Model tradisional bengat. Tapikalau guru mengenal dengan baik setiap siswa maka guru dapat mendesain pembelajaran dialogis. Guru bisa melibatkan siswa secara personal dengan tanya jawab yang menyentuh emosi dengan menyebut nama siswa.

Home Visit Praktik Cura Personalis

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline