Lihat ke Halaman Asli

Purwanto (Mas Pung)

Pricipal SMA Cinta Kasih Tzu Chi (Sekolah Penggerak Angkatan II) | Nara Sumber Berbagi Praktik Baik | Writer

Kiat bagi Orangtua Mendampingi Anak Belajar dari Rumah

Diperbarui: 21 Juli 2020   18:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belajar Dari Rumah (dok pri)

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau Belajar Dari Rumah (BDR) telah berlangsung lebih dari 4 bulan. Selama empat bulan berlangsung, banyak masukan dan evaluasi yang sudah kami lakukan. Sebagai seorang guru saya yakin setiap guru mempunyai kendala untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh yang bermakna dan menyenangkan. 

Belum lagi peran orang tua yang tidak maksimal karena orang tua tidak pernah disiapkan mendampingi anak anak belajar dari rumah. Lalu apa yang harus kita lakukan ditengah keadaan seperti ini? Diam  bagai orang tidak berdaya tentu saja bukanlah kodrat kita. 

Mengeluh pun bukan menyelesaikan perkara. Sebagai kepala sekolah saya tidak bisa hanya fokus kepada guru agar mampu meningkatkan kualitas pembelajaran jarak jauh. Saya harus menyentuh orang tua.

Tiga Pilar Penentu Sukses BDR

Terdapat tiga pilar yang menentukan  kesuksesan siswa belajar baik belajar tatap muka maupun belajar dari rumah. Tiga pilar itu adalah sekolah, orang tua dan pemerintah.

 Pada saat seperti sekarang ini, sekolah harus mulai membenahi cara memandang orang tua sebagai mitra sekaligus pilar penting dalam proses pembelajaran, terutama BDR. Ungkapan Bapak Ki Hajar Dewantara "Jadikan setiap orang adalah guru dan jadikan setiap rumah sebagai sekolah" menjadi sangat mendesak dimaknai secara kontekstual. 

Karena itu sekolah tidak boleh mengabaikan peran orang tua jika ingin sekolah mempunyai performance yang baik. Peran orang tua sangat menentukan kesuksesan belajar anak, itu artinya secara tidak langsung kesuksesan guru mengajar juga sangat dipengaruhi oleh peran orang tua dalam mendampingi anak anak belajar dari rumah.

Edukasi Kepada Orang Tua

Apa dan bagaimana orang tua mendampingi anak anak belajar dari rumah? Sebuah pertanyaan yang harus dijawab oleh sekolah. Walaupun pertanyaan itu ditujukan kepada orang tua. Orang tua tidak pernah belajar formal menjadi orang tua untuk mendampingi anak anak belajar dari rumah. 

Sekolah sebaiknya memberikan pendampingan atau pembekalan kepada orang tua agar mereka bisa mendampingi anak anak belajar dari rumah. Berikut ini adalah kiat-kiat yang saya sharingkan kepada orang tua agar mereka mampu mendampingi anak anak belajar dari ruamah.

  1. Berubah Cara Melihat. Yang saya maksudkan disini adalah orang tua harus mengubah cara pandang mereka terhadap pendidikan. Selama ini harus diakui bahwa orang tua melihat pendidikan anak sebagai tanggung jawab sekolah secara meyeluruh. Cara pandang ini harus direvisi, bahwa pendidikan itu tanggung jawab orangtua. Sekolah ambil bagian dalam tanggung jawab tersebut. Cara pandang kedua adalah bahwa orang tua harus melihat setiap pertumbuhan yang baik selalu membutuhkan intervensi. Karena itu intervensi orang tua terhadap anak baik fisik mapun emosi sangat menentukan perkembangan anak
  2. Orang tua harus mengetahui jadual pelajaran anak. Untuk mengetahui jadual pelajaran anak, orang tua bisa bertanya langsung kepada anak maupun kepada pihak sekolah. Melalui pertanyaan ini, orang tua bisa membangun  pola komunikasi dengan anak dan sekolah.
  3. Orang tua mengingatkan anak terhadap jadual pelajaran. Ini sangat penting dalam rangka menumbuhkan karakter disiplin dan tanggung jawab dalam diri anak,
  4. Orang tua memposisikan sebagai asisten guru. Nah, loh....emang dibayar? Ini bukan masalah bayaran tapi persoalan asistensi yaitu orang tua mendampingi dan untuk anak anak yang masih di level bawah, orang tua kadang harus mengajari mereka. Karena itu sekolah atau guru harus memberikan materi ajar itu kepada orang tua. Disni sebenarnya ruang lingkup guru yang selama ini seolah menjadi "klausura" (ruang hanya untuk guru) menjadi ruang untuk orang tua siswa juga.
  5. Orang tua memastikan semua alat belajar anak dikembalikan pada tempatnya. Ini sangat penting karena anak akan belajar tepat tempat, menempatkan sesuatu sesuai tempatnya, dan fungsinya. Ini bagian dari pembangunan integritas diri
  6. Pastikan orang tua selalau bertanya kepada anak "Bagaimana Nak belajarmu hari ini? Ada PR apa tidak?" Pertanyaan ini akan membangkitkan sesadaran pada diri anak terhadap tanggung jawabnya sebagai pelajar. Sekaligus membangun kualitas komunikasi dengan orang tua. Penting diingat agar orang tua menghindari bertanya dengan menggunakan kata tanya "mengapa" karena pertanyaan ini bersifat menyelidik.
  7. Orang tua memastikan anak melakukan rutinitas sebagai pelajar. Yang saya maksudkan adalah orang tua tetap mengingatkan anak untuk bangun pagi, mandi, pakai baju sekolah dan sarapan. Melakukan ritual seperti ini dan memakai seragam sekolah akan memperkuat identitas diri anak sebagai pelajar. "Ya ilah ini kan  belajar di rumah, pakai seragam segala" jika ini dibiarkan akan memberikan mental permisifisme (mengijinkan sesuatu terjadi padahal bukan pada tempatnya)

Pentup

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline