Pembiasaan. Kata yang sangat popular di dunia pendidikan formal. Tidak ada sekolah yang tidak mempunyai kegiatan pembiasaan. Setiap sekolah punya kegiatan pembiasaan.
Maksud dan tujuannya untuk pembentukan kepribadian siswa. Dalam kurikulum disebut sebagai upaya upaya untuk membentuk akhlak mulia.
Tapi apakah sistem pendidikan kita sudah mampu menghasilkan generasi yang berakhlak mulia? Generasi yang mempunyai kepribadian unggul? Generasi yang berkarakter luhur?
Masyarakat pada umumnya akan sepakat dengan jawaban "belum". Sistem pendidikan kita atau sekolah-sekolah belum berhasil menghasilkan generasi yang berakhlak mulia.
Kenapa? Anda bisa membuat litani panjang jawaban mengapa sekolah belum berhasil membangun generasi yang berakklak mulia.
Dari berbagai kemungkinan yang ada, saya ingin menyoroti dua hal mengapa pembiasaan itu belum berhasil membangun kepribadian siswa yang berkahklak mulia.
Pertama adalah indentitas diri yang diabaikan dan kedua adalah konsistensi yang lemah.
Identitas Diri yang Diabaikan
Pembiasaan di sekolah sangat bagus. Misalnya menyikan lagu Indonesia Raya sebelum pelajaran mulai untuk membangun nasionalisme pada diri siswa; pembiasaan intervensi membaca yang tujuanya agar siswa mempunyai kompetensi literasi membaca dan menulis.
Anda bisa menyebutkan banyak lagi pembiasaan.
Semua pembiasaan tersebut mempunyai tujuan yang sangat mulia. Mengapa masih banyak remaja di masyarakat masih terjebak narkoba. Survey yang dilakukan BNN bersama LIPI merilis 2,3 juta pelajar menggunakan narkoba.