Lihat ke Halaman Asli

Bima Ali

Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang

Antisipasi Kecelakaan Saat Hendak Bepergian Jauh

Diperbarui: 14 Desember 2021   15:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Pandemi yang terjadi saat ini membuat beberapa aktivitas yang semula terjadi di luar ruangan kini harus dilakukan di rumah saja yang jelas membatasi aktivitas untuk melakukan sosialisasi secara tatap muka. Oleh karena itu, para orang tua seringkali resah dengan kondisi tersebut yang bisa mempengaruhi perkembangan interaksi antara buah hati mereka dengan dunia luar.

Solusi yang seringkali menjadi alternatif para orang tua adalah dengan melakukan perjalanan jauh guna mengenalkan budaya-budaya atau hal-hal yang baru dari daerah orang lain. Selain bisa melakukan pekerjaan yang kemungkinan besar dilakukan di luar kota, bepergian jauh seringkali menjadi momen berharga untuk sekedar menikmati perjalanan agar terhindar dari rasa bosan seharian terlebih lagi saat pandemi melanda. Anak-anak tentunya akan sangat senang bila diajak pergi oleh orang tua mereka ke tempat yang mereka sukai atau bahkan tempat baru yang memberikan edukasi bagi mereka.

Pemandangan sepanjang jalan seringkali menjadi daya tarik anak-anak. Lingkungan yang asri, udara yang segar, bebas dari hiruk pikuk perkotaan menjadi tujuan atau destinasi yang dibutuhkan masyarakat perkotaan sekaligus sebagai pelepas penat mereka dan juga menjadi quality time bersama keluarga. Namun, bila melihat kejadian dibelakang baru-baru ini bepergian jauh tentu membutuhkan tenaga yang prima dan juga dipastikan tidak mengantuk. Tetapi, kebijakan tersebut seringkali juga diabaikan oleh pengendara jarak jauh ketika melewati jalanan seperti jalan tol.  Kecepatan yang melewati batas wajar seringkali dilakukan oleh para pengendara. Hal tersebut sangat membahayakan pengguna lain terlebih lagi jika sampai menyebabkan kecelakaan beruntun.

Rata-rata kecelakaan yang terjadi seringkali diakibatkan oleh kecepatan yang diluar batas sehingga pada saat hendak menghindar, alhasil pengendara membanting stir atau bahkan yang lebih parahnya lagi menabrak sesama pengendara akibat rem yang blong. Selain karena faktor kecepatan, kondisi tubuh pengendara juga dipastikan prima agar bisa membawa kendaraan dalam kondisi maksimal serta meminimalisir terjadinya kecelakaan.

Di Indonesia, seringkali kecelakaan dikaitkan dengan hal-hal mistis seperti meminta tumbal dan lain sebagainya. Utamanya di beberapa jalan yang sering dikeramatkan oleh masyarakat setempat. Hal-hal yang diluar nalar tersebut menjadi perdebatan sehingga muncul tanggapan beragam baik yang mendukung maupun yang menolak dengan tegas pernyataan tersebut. Pada kenyataannya memang menurut penerawangan ahli-ahli spiritual yang sudah pernah melakukan perjalanan astral terkait penyebab kejadian tersebut masih saja diragukan.

Melihat dari sisi logika menyebutkan bahwa kecelakaan bukan kecelakaan bukan melulu soal hal gaib melainkan dari kondisi jalanan yang dilalui terlebih lagi jalanan yang memang berada di daerah rawan longsor, tanjakan tajam, tikungan terlebih lagi selepas hujan yang mengakibatkan jalanan tersebut licin sehingga mengakibatkan ban kendaraan menjadi tergelincir sehingga terjadi kecelakaan. Adanya rambu-rambu lalu lintas sudah dipasang guna mengingatkan pengendara terhadap daerah yang rawan tersebut namun, sikap abai tersebut yang terkadang menjadi pemicu kecelakaan lalu lintas.

Kondisi lainnya yang turut serta menjadi penyebab kecelakaan adalah kondisi tubuh yang kurang prima terlebih lagi mengantuk. Baru-baru ini beredar juga istilah microsleep yang menjadi viral lantaran menjadi pemicu meninggalnya artis tanah air, Vanessa Angel beserta Suaminya. Sang supir yang di duga mengalami microsleep sehingga mengakibatkan kecelakaan maut itu terjadi.

Microsleep saat berkendara acap kali diidentikan dengan kondisi mengantuk sementara yang mengakibatkan seseorang gagal menerima input secara sensorik atau sederhananya kondisi mengantuk yang berakibat pada gagalnya seseorang untuk merespons kondisi yang terjadi sehingga terjadilah kecelakaan. Kondisi ini akan semakin diperparah dengan kecepatan yang bisa saja lebih cepat dari batasan normal seperti yang dialami oleh Vanessa Angel.

Belajar dari contoh di atas, berkendara hendaknya mematuhi aturan dalam berkendara yang jelas sudah diberikan oleh pihak pengelola jalan. Pastikan juga tubuh dalam kondisi yang baik. Kondisi tubuh yang fit tersebut bisa di dapatkan dengan istirahat yang cukup sebelum memulai berkendara terutama berkendara jauh dan makan-makanan yang cukup agar konsentrasi saat mengemudi tidak kabur. Ketajaman penglihatan seorang pengendara ketika membawa kendaraan mereka dalam jarak tempuh yang cukup jauh sangat diperhatikan agar meminimalisir terjadinya kecelakaan.

Apabila mengantuk dihimbau agar menepi ke rest area yang disediakan jikalau menggunakan jasa tol atau menepi di daerah yang lebih lapang saat di jalanan biasa. Pada saat memiih tempat untuk menepi, jangan memiliki lokasi yang terlalu sepi karena dapat membahayakan diri sendiri jika terjadi kejadian lain seperti pembegalan. Pastikan juga untuk tidak memacu kendaraan dalam kecepatan tinggi serta menggunakan ponsel sewaktu berkendara. Penting sekali untuk fokus pada jalanan agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan sebab para anggota keluarga yang lain sudah menunggu di rumah dengan harapan kita akan selamat sampai tujuan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline