Lihat ke Halaman Asli

Bima aditya

Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional UPN Veteran Yogyakarta

Saat kita remaja,ingin rasanya segera dewasa. Karena saat...

Diperbarui: 17 Mei 2024   16:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saat kita remaja, ingin rasanya segera dewasa. Karena saat dewasa kita bebas memilih apa yang kita inginkan. Dimana ketika usia 20-an, seseorang bebas menentukan masa depannya. Tetapi, perjalanan agaknya tak semudah yang dibayangkan. Banyak juga rintangan dari berbagai aspek dapat menghalangi seseorang meraih mimpinya. Krisis tersebut lebih dikenal dengan istilah Quarter Life Crisis.

Krisis emosional seperti merasa takut akan gagal, kebingungan, kesedihan, ketidakcukupan, kecemasan, keraguan terhadap diri, terisolasi, atau tak termotivasi, saat menginjak usia dewasa dikenal sebagai quarter life crisis. Hal ini disebabkan masalah yang timbul seperti masalah finansial, relasi, karier, serta nilai-nilai yang diyakini.

Mungkin kamu membayangkan menjadi dewasa itu menyenangkan tapi kamu tidak ingat saat kamu membayangkan kamu lupa akan selalu ada ujian.

Menjadi beban keluarga, iri melihat teman sepantaran sudah bekerja, berumah tangga sedangkan kita hanya di rumah saja.

Tapi bukan bearti hal ini membuat kamu menyerah atau berputus asa yang akan menjadikan diri kamu tidak produktif dan enggan bersemangat lagi. Mungkin kamu bisa bekerja dirumah, memulai hal-hal kecil dan mulai usaha kecil-kecilan.

Sebagai contoh. Dahulu ada seseorang yang sudah gagal sampai bertahun-tahun hingga 1000 Penolakan, ini kisah nyata. Sampai-sampai hendak bunuh diri di usia 65 Tahun. Orang ini sudah sangat sukses dan sudah meninggal tapi kisah tentangnya selalu abadi. Dulu dia menjadi tukang parkir dan kuli bangunan lalu dia mendaftarkan diri menjadi tentara di usia yang ke 16 tahun dan pensiun. Setelah pensiun dia hidup menggunakan uang pensiunannya yang perlahan mulai sedikit, dia pun mulai bekerja di tempat lain dan setelah itu keluar dan mulai membuka usaha.

Selang beberapa tahun usahanya jatuh bangkrut karena perubahan tata kota, juga melunasi hutang-hutangnya. Hari demi hari ia lewati dengan keterpurukan karena usahanya sia-sia. Gagal dan gagal lagi.

Di Usia 65 tahun dengan hati remuk memutuskan pensiun melalui asuransi hari tua 105$/bulan. Namun jumlah ini terus menipis. dia berniat bunuh diri karena merasa gagal dalam hidup.

Namun dia mengurungkan niatnya karena mengingat dia masih bisa memasak ayam.

Esok harinya dia mulai mencoba menjual Ayam Goreng dengan uang asuransinya. Dia turun langsung ke pasar dan promosi walau menderita penyakit rematik.
Selama 2 tahun berkeliling, hanya 5 restoran yang setuju dan 1000 yang menolak.
Sikap pantang menyerah dan berusaha pada dirinya ia sukses pada usia 70 tahun, dengan terus mengusahakan Ayam Gorengnya, ia bekerja sama dengan 200 tempat untuk menjual Ayam Gorengnya.
Tahun 1963, usaha Franchise KFC menjadi sukses dan mencapai 600 tempat penjualan.

Sampai kini wajahnya terlihat di logo KFC. Tidak mungkin orang tidak tahu apa itu KFC. Kakek tua itu pendiri sekaligus penemu resep ayam terenak di KFC Yaitu Kolonel Sanders. Ini singkat cerita hidupnya, pahamilah betapa lama ia meraih kesuksesan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline