Lihat ke Halaman Asli

Bima Pradipta

Mau jadi orang baik

Sambut Tahun Politik dengan Cerah

Diperbarui: 24 Februari 2023   09:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pemahaman akan politik oleh kaum muda dapat diajarkan melalui tempat yang paling sederhana, yakni di lingkungan keluarga. Kebiasaan membukam anak dirasa tidak baik untuk masa depan anak. Karena menumbuhkan sifat manutan, seolah-olah pasif akan tiap hal yang terjadi bagi orang lain dan bahkan untuk dirinya sendiri. 

Maka seharusnya orang tua dapat menjadiakn anak sebagai tabung saran, sehingga si anak dapat merasa bahwa usahanya dia dalam menyampaikan suara ternyata didengar. dari situ anak dapat lebih percaya diri untuk menyampaikan suaranya. 

Kemudian dapat membawa anak pada tahapan berikutnya yakni masyarakat, termasuk didalamnya lingkungan sekolah dan lingkungan agama. Namun juga dapat lebih dari pada itu nilai pemahaman anak soal pancasila dalam politik mesti didasarkan pada sila-sila di pancasila itu sendiri. Mengenai ketuhan, diamana pentingnya menyadari suara hati sebagai anugrah manusia itu dapat memilih. 

Dengan mendengarkan suara hati seorang dirasa lebih mudah berbuat suatu hal kebaikan. Ikut berpartisipasi dalam pemilihan umum berarti mampu menjadikan diri kolaborator Tuhan yang lewat pribadi kita mewujudkan negara dipimpin oleh orang-orang yang tepat. Kemampuan untuk mendengarkan suara hati ini pula juga akan berguna dalam menghadang berbagai kepentingan- kepentingan politik yang busuk. Karena sebelum- sebelumnya dunia politik sangat mudah untuk dipermainkan. Politik identitas agama menjadi cara- cara kotor yang sering digunakan dalam pemilu. atau pula hal-hal yang berbau SARA untuk mejatuhkan lawan- lawan lain. Menjadi penting jadinya oleh keluarga untuk membangun rasa kepercayaan anak oleh keluarga supayah anak memiliki integritas diri dan tidak mudah terpengaruhi kontroversi- kontroversi yang diselimuti politik. 

Kesadaran lain yang mesti dibangun juga adalah keutamaan humanisme. Mau untuk ikut memilih dalam pemilihan umum tentunya bukan hanya mempertimbangkan soal diri sendiri, namun pilihan itu juga harus mempetimbangkan mereka yang kecil teringkir dan disudutkan. Sebab realitanya sendiri orang- orang yang demikian juga masih banyak ditemukan di Indonesia. Mereka terlalu kecil dan seolah suara mereka tak berharga sehingga aspirasi yang nyatanya dibutuhkan tidak mampu didengarkan. Berkaitan dengan prinsip hak dan kewajiban manusia sendiri, sebagai rakyat Indonesia adalah sama hukumnya derajat kita di mata hukum. Ini terkait pula dengan undang-undang pemilihan umum yang mengatur mengenai pemilu yang dimaksud disini mereka yang tersingkir adalah para OGDJ dimana menurut Pasal 43 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia  mengemukakan setiap warga Negara berhak untuk dipilih dan memilih dalam pemilihan umum berdasarkan persamaan hak melalui pemungutan suara yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 148 Udang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan mengemukakan penderita gangguan jiwa mempunyai hak yang sama sebagai warga Negara. 

Kesadaran lain lagi yang mesti juga harus dibangun adalah trust terhadap pemerintah. Boleh bagi kita untuk berdemokrasi dan bersikap kritis terhadap berbagai kebijakan pemerintah. Namun akan ada ujungnya dimana kita tetap harus patuh atas kebijakan pemerintah, karena kita percaya dengan kebijakan tersebut adalah demi bonum commune atau kebaikan bersama. Kita sebagai rakyat menaruh harapan dan kepercayaan terhadapa pemerintah maka harpannya pemerintah dapat mempertanggung jawakan trust atau kepercayaan yang rakyat berikan.

Partisipasi yang anda berikan dalam pemilihan umum serentak tahun depan, tentunya akan sangat mempengaruhi masa depan bangsa, bukan hanya untuk lima tahun masa bakti mereka yang terpilih namun juga kebijakan- kebijakan represif mereka sanagt berpengaruh bagi kehidupan kedepan kita. Selain itu juga, mari kita menhayati asas-asas pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Mari kita sambut tahun politik dengan sehat dan semangat demi Indonesia yang maju. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline