Klaten - Toko online atau yang sering kita sebut dengan "OL shop" belakangan ini sudah menjadi tempat andalan sebagian besar masyarakat Indonesia untuk berbelanja.
Pasalnya, saat ini sudah tersedia banyak aplikasi OL shop yang bisa diakses dengan mudah melalui smartphone.
Tidak hanya itu, aplikasi OL shop juga sudah dilengkapi dengan berbagai macam penawaran dan fitur yang membantu aktivitas berbelanja menjadi semakin mudah.
Namun sayangnya, seiring dengan berkembangnya sistem OL shop ini, masih ada banyak UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) Indonesia yang belum paham dengan sistem penjualan berbasis online tersebut.
Berdasarkan hasil observasi kelompok mahasiswa UNNES GIAT 10, salah satu fenomena ini terjadi pada seorang pengrajin tas dan dompet di Desa Tulung, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Pengrajin tas dan dompet, Ali, mengaku dirinya belum sempat belajar mengenai sistem penjualan secara online. Alasannya adalah karena dia tidak memiliki banyak waktu serta merasa kurang yakin untuk memasarkan melalui media sosial dikarenakan beliau menganggap bahwa dirinya masih terlalu pemula untuk memasarkannya melalui media sosial.
"Gak ada waktu, masih ada kerjaan lain soalnya. Jadi gak sempat buat belajar jualan online," tutur Ali kepada tim UNNES GIAT 10 Desa Tulung, Kamis (14/12/2024).
Dulunya, Ali adalah seorang pekerja di pabrik tas dan dompet. Namun, kini ia berhenti dan mencoba untuk membuka toko kerajinan miliknya sendiri.