Lihat ke Halaman Asli

Sosia Media Awalan Penyakit Ain

Diperbarui: 19 Oktober 2021   18:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://id.pinterest.com/pin/846184217462419390/

Sosial media adalah platfrom yang bisa dijangkau semua orang. Di sana, kita bisa membagikan segala aktivitas kita mulai dari foto dan video. Seringkali unggahan itu membuat suatu bencana bagi si pengunggahnya. Mungkin maksud si pengunggah menggunakan sosial media hanya untuk dokumentasi pribadinya dan ingin dilihat oleh teman-teman bahkan orang asing, namun ternyata hal itu bisa menyebabkan penyakit ain. 

Apa itu penyakit ain? Seberapa bahayanya? Apa pandangan agama islam terhadap ain? 

Penyakit ain adalah penyakit yang berawal dari mata di penglihatnya, dan bahaya akan menimpa oleh si korbannya. Karena bahaya ini berasal dari mata jahat yang melihat korbannya. Disertai perasaan iri dan dengki, terkadang kekaguman yang berlebihan terhadap apa yang dilihatnya.

Rasullah saw pernah berkata, "Mata jahat itu nyata, dan jika ada sesuatu yang melampaui ketetapan Ilahi (Al-Qadar) itu akan menjadi mata jahat" (Muslim no. 2188).

Kata "ain" sendiri berasal dari Bahasa Arab (al-ayn)  istilah yang digunakan untuk menggambarkan kemalangan yang ditularkan dari satu orang ke orang lain karena cemburu atau iri.

Dari hadist tersebut bisa tercermin bahwa penyakit ain bisa berasal dari sosial media. Mata jahat ada dimana-mana bahkan di dunia semu seperti sosial media. Maka dari itu kita harus mawas diri, tidak berlebihan pamer. Baik fisik ataupun harta benda yang kita miliki karena selain mengundang mata jahat yang iri dengki kepada kita, namun secara tidak langsung sosial media memperdaya kita agar kita terus bermain dan terus pamer agar mendapatkan pengakuan. 

Lalu, bagaimana cara sembuh dari penyakit ain? 

Dengan cara membiasakan membaca Al-Qur'an terkhusus lagi membaca 

Surah al-Falaq, Surah an-Naas dan Surah al-Ikhlaas di pagi dan sore hari setiap hari. 

Menurut sebuah hadits:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline