Lihat ke Halaman Asli

Billy Steven Kaitjily

TERVERIFIKASI

Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Nasib Pedagang Asongan di Pelabuhan Anging Mammiri Makasar

Diperbarui: 30 Desember 2024   12:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekelompok pedagang asongan sedang menawarkan jualan mereka ke penumpang kapal | Sumber: Dokumen pribadi/Billy Steven Kaitjily

Malam itu, KM Nggapulu bersandar di Pelabuhan Anging Mammiri, Makassar, tepat pukul 00.00.

Hujan deras menyambut kedatangan kapal, namun aktivitas pelabuhan tidak lantas terhenti.

Sebagai salah satu pelabuhan tersibuk di Indonesia bagian timur, denyut nadi ekonomi dan logistik terus berdetak, bahkan di tengah malam.  

Di antara hiruk-pikuk bongkar muat barang dan penumpang, perhatian saya tertuju pada para pedagang asongan yang bergerak gesit di area pelabuhan dan kapal.

Para pedagang ini menjadi wajah lain dari pelabuhan: mereka yang bekerja keras demi menyambung hidup, meski sering kali dihadapkan pada kebijakan yang mempersulit.  

Pedagang Asongan Mendaki Tali Demi Bertahan Hidup

Saat saya berbincang dengan salah satu pedagang (22 tahun), terungkap cerita yang mengejutkan.

Ia mengaku harus memanjat tali kapal di bagian belakang demi bisa masuk ke dalam KM Nggapulu untuk berjualan.

Langkah ini diambil karena aturan yang melarang pedagang asongan masuk ke dalam kapal tanpa izin resmi.

Lebih jauh, para pedagang ini juga diwajibkan mengenakan pakaian khusus jika ingin berdagang di dalam kapal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline