Lihat ke Halaman Asli

Potensi Perhiasan Sisik Ikan: Peluang Bisnis Ramah Lingkungan

Diperbarui: 29 September 2024   17:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Perhiasan dari limbah sisik ikan | Sumber: manado.tribunnews.com

Indonesia, dengan luas laut yang mencapai lebih dari dua per tiga wilayahnya, memiliki kekayaan laut yang sangat melimpah.

Sumber daya perikanan menjadi salah satu sektor andalan yang menyokong perekonomian masyarakat pesisir dan negara.

Ikan-ikan hasil tangkapan nelayan dari perairan Indonesia tidak hanya menjadi konsumsi domestik, tetapi juga diekspor ke berbagai belahan dunia.

Namun, tahukah anda bahwa bagian dari ikan yang sering dianggap limbah, seperti sisik, dapat dimanfaatkan menjadi produk berharga? Salah satu contohnya adalah sisik ikan yang ternyata bisa diubah menjadi perhiasan ramah lingkungan.

Tulisan ini akan membahas potensi limbah sisik ikan menjadi perhiasan bernilai ekonomis dan menyoroti peran pemerintah Indonesia dalam mendukung inovasi ini.

Sisik Ikan: Dari Limbah Menjadi Perhiasan

Ketika kita membayangkan ikan, mungkin kita lebih memikirkan dagingnya sebagai sumber protein atau siripnya yang indah. Namun, sisik ikan, dengan tekstur mengkilap dan bentuknya yang unik, memiliki potensi yang tidak kalah menarik.

Biasanya, sisik ikan dibuang setelah proses pengolahan. Namun, di tangan kreatif, sisik ini bisa diubah menjadi bahan dasar untuk berbagai perhiasan, mulai dari anting-anting, gelang, hingga aksesori tas.

Jenis ikan yang sering dijadikan bahan untuk perhiasan ini adalah ikan kakap. Kakap dikenal dengan dagingnya yang lezat, tetapi siapa yang menyangka bahwa sisiknya juga bisa menjadi bahan baku bernilai tinggi.

Sisik kakap memiliki tekstur yang halus dan warna yang mengkilap, membuatnya sangat cocok untuk dijadikan perhiasan.

Selain memanfaatkan limbah, usaha ini juga mendukung gerakan ramah lingkungan. Limbah sisik ikan yang semula hanya menjadi sampah kini dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline