Lihat ke Halaman Asli

Billy Steven Kaitjily

Penulis dan Narablog

Mengurai Kemacetan di Puncak: Solusi Berkelanjutan atau Sementara?

Diperbarui: 18 September 2024   10:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Potret kepadatan lalu lintas jalur Puncak, Bogor, Jawa Barat | Sumber: Dok. cnnindonesia.com

Kemacetan di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, bukanlah masalah baru. Namun, baru-baru ini, kemacetan parah kembali terjadi hingga memakan korban jiwa, yang menandakan urgensi penyelesaian masalah ini.

Sebagai destinasi wisata populer, Puncak selalu menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun internasional, terutama saat libur panjang.

Ada beberapa alasan mengapa Puncak menjadi daya tarik terutama bagi warga Jakarta: dekat dan mudah dijangkau, keindahan dan daya tarik alam puncak, aksesibilitas villa atau penginapan pribadi.

Inilah sebabnya mengapa Puncak selalu ramai dikunjungi saat hari libur.  Namun, dengan akses jalan yang terbatas dan tingginya penggunaan kendaraan pribadi, kawasan ini kerap mengalami kemacetan parah.

Tulisan ini mencoba mencari tahu penyebab terjadinya kemacetan di Puncak, Bogor serta solusi jangka panjang yang bisa dilakukan oleh pemerintah daerah setempat.

Penyebab Utama Kemacetan di Puncak

Lantas, apa sih penyebab kemacetan di Puncak? Kemacetan di Puncak dipicu oleh setidaknya tiga faktor utama antara lain sebagai berikut.

Pertama, ketergantungan masyarakat pada kendaraan pribadi untuk mencapai kawasan ini. Minimnya opsi transportasi umum yang nyaman, terjangkau, dan andal membuat wisatawan lebih memilih menggunakan mobil pribadi, apalagi jika berlibur dalam kelompok.

Kedua, kondisi infrastruktur jalan yang belum mampu menampung lonjakan volume kendaraan, terutama di akhir pekan dan musim liburan.

Jalur yang berkelok-kelok dan sempit juga memperlambat arus lalu lintas, sehingga memperburuk keadaan saat terjadi peningkatan volume kendaraan.

Ketiga, manajemen lalu lintas yang kadang masih tradisional menjadi salah satu faktor penambah kemacetan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline