Lihat ke Halaman Asli

Mengapa Banyak Orang Tidak Melanjutkan Studi ke Tingkat Doktoral?

Diperbarui: 15 September 2024   10:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi shutterstock via KOMPAS.com

Saya adalah mahasiswa semester satu pada Program Doktor Teologi Sekolah Tinggi Teologi Ekumene (selanjutnya disingkat STTE) Jakarta.

Sedikit informasi saja bahwa STT Ekumene Jakarta adalah sekolah teologi milik Swasta, tepatnya milik dari Yayasan Jalan Kebenaran.

Belum genap dua bulan berkuliah di STTE, saya sudah merasa kesulitan dalam membuat tugas dan kesulitan dalam mengatur waktu antara bekerja, melayani di gereja, dan kuliah.

Sehingga, harus saya akui bahwa menempuh studi hingga jenjang doktoral bukanlah pilihan yang mudah bagi sebagian besar orang.

Tulisan ini hendak menyoroti alasan mengapa banyak orang tidak ingin melanjutkan studi ke jenjang doktor dan mengapa studi doktoral penting.

Alasan Utama Mengapa Studi Doktoral Sepi Peminat

Ada banyak faktor yang membuat individu berpikir ulang atau bahkan memutuskan untuk tidak melanjutkan studi hingga tingkat ini.

Berikut ini adalah beberapa alasan utama mengapa seseorang tidak berminat untuk melanjutkan studi ke level doktor.

Pertama, Tuntutan Waktu dan Komitmen

Program doktoral sering kali membutuhkan waktu yang lama, bisa mencapai 3 hingga 7 tahun atau bahkan lebih tergantung pada bidang studi dan kompleksitas penelitian yang dilakukan.

Tidak semua orang siap atau mampu mengalokasikan waktu selama itu untuk mengejar gelar doktor, apalagi jika mereka sudah memiliki tanggung jawab lain, seperti pekerjaan atau keluarga.

Dalam banyak kasus, studi doktoral memerlukan dedikasi penuh dan sering kali membatasi waktu untuk hal-hal lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline