Lihat ke Halaman Asli

Billy Steven Kaitjily

Penulis dan Narablog

Mungkinkah Sungai Citarum Kembali Harum?

Diperbarui: 16 Juli 2024   16:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Area hulu Sungai Citarum. | Dokumentasi Satgas Citarum Harum via Kompas.com

Keberadaan sungai di suatu daerah, tentu saja, memberikan banyak manfaat, selain sebagai jalur transportasi, sungai menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Karena itu, penting untuk menjaga kelestarian sungai agar tetap berdaya guna.

Sungai Citarum di Jawa Barat misalnya, selain memiliki makna historis, pada dirinya jutaan orang menggantungkan hidup mereka setiap hari, mulai dari hulunya di Cisanti, Gunung Wayang, hingga hilirnya di Muara Gembong.

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan pembangunan, semakin bertambah pula kerusakan sungai Citarum. Beberapa waktu lalu, sempat viral di media sosial, di mana sungai Citarum sempat tertutupi sampah dan enceng gondok (tumbuhan liar) dengan panjang 3 km dan lebar 60 m.

Diketahui, Pemprov Jawa Barat bergerak cepat untuk menangani sampah yang mengambang tersebut. Alhasil, sekitar 200 ton sampah berhasil diangkut dari badan sungai Citarum. Sampah yang diangkat dari air sungai kemudian dibuang ke TPA Sarimukti, Cipatat, Bandung Barat.

Setelah sungai Citarum bersih dari lautan sampah, BRIN merilis hasil risetnya terkait daerah aliran (DAS) Citarum. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan kandungan paracetamol mencapai 460 ton dan amoxicillin mencapai 336 ton per tahun. (Sumber: KATADATA.co.id).

Tulisan ini hendak menganalisis penyebab kerusakan sungai Citarum dalam beberapa tahun terakhir ini dan dampaknya bagi manusia dan lingkungan, serta langkah-langkah konkrit yang bisa dilakukan untuk memulihkan sungai Citarum agar harum dan berguna bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya.

Apa Masalahnya? Persoalan Klasik!

Dikutip dari laman Konservasidas.fkt.ugm.ac.id, sungai Citarum telah menyandang predikat sebagai salah satu wilayah yang tercemar di dunia. Sungai yang panjangnya mencapai 269 km ini memiliki beberapa masalah utama, yang sebenarnya merupakan persoalan klasik.

Pertama, pada bagian hulu DAS, terdapat lahan kritis yang seringkali memberikan masukan erosi tanah, kemudian mengalir pada sepanjang aliran dan mengendap. Sendimentasi yang menumpuk tersebut menyebabkan potensi bencana bajir ketika musim hujan tiba.

Kedua, pencemaran sungai yang berasal dari rumah tangga atau warga sekitar DAS Citarum, mulai dari sampah rumah tangga, obat-obatan, hingga limbah tinja (tinja adalah limbah yang dilepaskan dari tubuh manusia melalui anus).

Menurut laporan BBC.com, di area sekitar rel kereta api, ada setidaknya 66 keluarga atau sekitar 237 jiwa yang masih membuang hajatnya ke sungai Cibago, anak sungaiCitarum. Mereka sudah mempunyai jamban sendiri, tapi tidak dilengkapi dengan tangki sepiteng.

Ketiga, pencemaran sungai Citarum juga berasal dari industri. Diketahui, pelaku industri masih membuang limbah ke sungai Citarum sebanyak 349.000 ton per hari. Limbah itu berasal dari 1.900 pabrik di sepanjang DAS Citarum.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline