Lihat ke Halaman Asli

Billy Steven Kaitjily

Penulis dan Narablog

Nasib Tukang Ojek Sepeda Ontel di Sudut Jakarta Kini

Diperbarui: 27 Juni 2024   11:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Agus (69), tukang ojek sepeda ontel di persimpangan jalan Bandengan Selatan, Rabu 26 Juni 2024 | Sumber: Dokumen pribadi/Billy

Di tengah menjamurnya ojek sepeda motor berbasis online (Ojol) kini, para tukang ojek sepeda ontel di Jakarta masih tetap beroperasi.

Para pengayuh pedal itu, bertahan dengan penghasilan yang tak menentu. Ada hal yang membuat mereka bersyukur, sehingga mampu bertahan di tengah perkembangan zaman.

Di persimpangan jalan Bandengan Selatan, Agus (69 tahun), duduk dekat tiang listrik berwarna gelap. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri, sambil berharap ada orang yang membutuhkan jasanya.

"Sudah dapat penumpang, Pak" tanya saya membuka percakapan.

"Sudah satu orang, Dek. Tadi pagi, saya nganter dari depan pos Polisi Jembatan Lima ke Bandengan Selatan".

"Dibayar berapa, Pak?"

"Rp 4 ribu. Ya, namanya juga usaha, Dek".

Pria asal Batu Ceper, Jakarta Pusat ini mengaku sudah menarik sepeda ontel selama 20 tahun sejak masih muda.

Menurutnya, pada zaman dulu, ojek sepeda masih ramai diminati masyarakat. Sekarang, ojek sepeda sudah jarang diminati, karena zaman sudah modern.

"Sekarang sudah susah, Dek. Orang-orang sudah beralih menggunakan ojek online".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline