Lihat ke Halaman Asli

Billy Steven Kaitjily

Penulis dan Narablog

Dear Mahasiswa, Ini Manfaatnya Jika Kamu Mengoleksi Buku

Diperbarui: 3 Februari 2024   16:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kumpulan koleksi buku pribadi. (sumber gambar: dokpri/Billy Steven Kaitjily)

Sewaktu berkuliah di Sekolah Tinggi Teologi Satyabhakti Malang tahun 2009 silam, saya tidak punya sponsor buku, sehingga hanya bisa mengandalkan pinjaman buku dari perpustakaan kampus. Itupun, waktu pinjamannya dibatasin.

Persoalan lain adalah, terbatasnya jumlah buku di perpustakaan, khususnya buku teks yang diwajibkan oleh dosen, sehingga mau tidak mau, suka tidak suka, mahasiswa harus mengantre. Saya pernah mengalaminya beberapa kali dan enggak enak.

Karena kondisi inilah, saya lalu bertekad untuk membeli buku, jika punya uang -- sekalipun itu adalah uang jajan saya selama sebulan.

Tahun 2011, saya mendapat tugas pelayanan selama 2 semester di daerah Pasuruan, Jawa Timur. Di Pasuruan, saya bantu melayani sebuah gereja yang lumayan besar.

Beruntung sekali, di akhir pelayanan selama 1 semester, gereja tersebut memberi saya Persembahan Kasih (PK) sebesar Rp 1 juta -- sebagai ucapan terima kasih. Itu adalah uang yang sangat besar bagi saya.

Saya masih ingat betul, malam itu, saya kembali ke kampus dengan wajah berseri, saking senangnya menerima amplop Persembahan Kasih dari umat Tuhan di Pasuruan.

Hari Senin pagi, setelah makan siang, saya mengunjungi toko buku Gandum Mas yang berlokasi di dalam kampus. Kalian tentu tahu maksud kunjungan saya. He-he.

Yup, saya langsung borong buku teologi di toko buku Gandum Mas. Beberapa buku yang saya beli saat itu, diantaranya adalah: Arkeologi dan Sejarah Alkitab, Teologi Penggembalaan, Teologi Sistematika, dan lain-lain. Dalam sekecap uang Rp 1 juta ludes dipakai untuk beli buku.

Tuhan sungguh baik, di semester berikutnya, saya kembali dipercayakan untuk melayani di gereja yang sama. Dan, diakhir pelayanan, saya kembali menerima Persembahan Kasih dari umat Tuhan, yaitu sebesar Rp 1 juta. Uang itu saya gunakan untuk beli buku lagi.

Diantara teman-teman seangkatan, hanya saya, dan satu teman yang memiliki koleksi buku cukup lengkap, terutama buku-buku teks. Karena itu, saya tidak perlu lagi repot-repot meminjam buku di perpustakaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline