Tadi siang, setelah jam makan siang, saya menyempatkan waktu membimbing Elsa untuk membuatkan akun Kompasiana. Elsa adalah teman kuliah saya dan istri di Sekolah Tinggi Teologi Iman Jakarta (STTIJ).
Kami berdua beda konsentrasi, Elsa mengambil konsentrasi Konseling Kristen, sedangkan saya mengambil konsentrasi Kepemimpinan Kristen. Meskipun beda konsentrasi, beberapa kali kami sempat sekelas.
Setelah lulus tahun lalu, kami berpisah, namun tetap menjaga hubungan pertemanan hingga saat ini. Siang tadi, Elsa meminta saya membimbingnya untuk pembuatan akun Kompasiana. Tentu, saya dengan senang hati membantunya.
Kami kemudian sepakat untuk telponan via WhatsApp. Tak butuh waktu lama, sekitar 15 menit, akun Kompasianan Elsa sudah terverifikasi. Tahap awal sudah selesai.
Selanjutnya, saya meminta Elsa untuk menulis 1 artikel sebagai uji coba. Saya menyarankan agar Elsa menulis tentang pengalaman liburannya tahun lalu. Elsa mengiyakan dan mulai menulis artikel perdananya.
Awalnya, Elsa sempat bingung mau mulai dari mana, tapi saya membantunya dengan memberikan gambaran penulisan. Sekitar 30 menit menunggu, artikel perdana Elsa pun rampung. Dia berhasil menulis sekitar 400-an kata.
Setelah itu, saya membimbingnya untuk pembuatan judul, mengupload ilustrasi gambar, membuat teaser, dan tag. Kemudian, menayangkan artikelnya.
Dalam hitungan detik, artikel perdananya Elsa berhasil tayang di Kompasiana. Saya sampaikan ke Elsa agar menunggu beberapa menit hingga artikelnya itu muncul di profilnya.
Setelah beberapa menit, artikel Elsa muncul di profilnya. Belum ada label apapun. Baru sekitar 15 menitan, artikelnya itu mendapat label Pilihan.
Saya screenshot artikelnya dan teruskan ke Elsa. "Yey, selamat ya Sa, artikelmu masuk Pilihan editor Kompasiana. Langkah awal yang baik," tulis saya.