Lihat ke Halaman Asli

Billy Steven Kaitjily

Penulis dan Narablog

Melampaui Batas Teks: Pengalaman Meneliti Benteng di Maluku dan Maluku Utara

Diperbarui: 26 Desember 2023   02:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Benteng-benteng di Maluku dan Maluku Utara dari era kolonial. (sumber gambar: dokpri/Ani Mulyani)

Pada 1 Desember 2023, admin Kompasiana mengangkat sebuah topik kolaborasi dengan judul "Seberapa Berharga Bangunan/Ruang dari Era Kolonial Bagimu?" Ide ini, sebetulnya, muncul dari seorang kandidat Ph.D., Universitas Erasmus Rotterdam Belanda, bernama Remco Vermeulen.

Bekerja sama dengan Kompasiana, Remco Vermeulen kemudian menantang para Kompasianer untuk berbagi cerita, opini, dan gagasan terkait situasi serta penggunaan bangunan/ruang dari zaman kolonial Belanda di Indonesia.

Hasil tulisan dari para Kompasianer akan sangat bermanfaat bagi Remco yang sedang meneliti pandangan orang Indonesia (khususnya umur 18-35 tahun) mengenai penggunaan bangunan/ruang dari zaman pendudukan Belanda.

Menurut admin Kompasiana, sebanyak 5 orang dengan artikel paling menarik akan direspons langsung oleh Remco dan meneriman merchandise cantik dari Negeri Kincir.

Setelah informasi ini ditayang oleh admin Kompasiana, para Kompasianer berlomba-lomba untuk menceritakan tempat-tempat bersejarah dari era kolonial.

Tujuan Saya Ikutan Topik Pilihan Ini

Setiap Kompasianer yang ikutan menulis topik bangunan/ruang peninggalan dari era kolonial, tentu memiliki tujuan tertentu. Ada yang ingin mendapat merchandise cantik dari Remco, ada pula yang ingin tulisannya mendapat label Headline di Kompasiana, dan lain sebagainya.

Jujur, tujuan saya ikutan menulis topik ini adalah ingin mendalami sejarah sekaligus memperkenalkan daerah asal saya, yaitu Maluku dan Maluku Utara sebagai daerah yang memiliki potensi wisata sejarah yang layak dikunjungi wisatawan. Kalau ternyata tujuan saya ini tak sesuai keinginan Remco, mohon dimaafkan.

Saya sebetulnya tak terlalu mengharapkan merchandise cantik dari Belanda, apalagi tanggapan dari Remco mengingat tulisan saya masih jauh dari kata "baik". Kalau ternyata saya terpilih, itu mujizat.

Kalau ternyata masuk Headline, itu hanya sebuah kebetulan saja. Bila mendapat label Pilihan, itu sudah cukup buat saya. Dan, bila mendapatkan banyak vote dan komentar dari teman-teman Kompasianer, itu sebuah anugerah bagi saya.

Tantangan-tantangan yang Saya Hadapi

Sejauh ini, saya telah meneliti 12 benteng peninggalan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, dan Belanda) di Maluku dan Maluku Utara. Dari 12 benteng tersebut, 6 benteng berada di wilayah Maluku, 6 benteng lagi berada di wilayah Maluku Utara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline