Rekor mahasiswa termuda, mungkin, sudah sering kita temukan di kampus-kampus Indonesia. Sebut saja Dyah Ayu Ardhana Rewari (15) yang berhasil masuk Fakultas Kedokteran di Universitas Indonesia (UI). Atau, Hasna Nur Shadrina (15) yang lolos menjadi mahasiswa Departemen Teknik Lingkungan (ITS).
Tetapi, bagaimana kalau rekor mahawasiswa tertua? Tentunya, sangat jarang kita temui di kampus-kampus Indonesia. Pernah, Indonesia dihebohkan dengan sosok Diana Patricia Pasaribu Hasibuan.
Hal ini dikarenakan Patricia berhasil meraih tiga gelar rekor MURI sebagai mahasiswa tertua di Indonesia. Oma Patricia lulus S-1 di usia 69 tahun, lulus S-2 di usia 73 tahun, dan lulus S-3 di usianya yang ke-77 tahun.
Kisah inspiratif Patricia ini kemudian viral, setelah dirinya diundang sebagai bintang tamu di acara Kick Andy pada 31 Oktober 2014 silam (Wah, saya baru selesai studi S-1 teologi di Malang).
Saya rasa, saya tidak perlu lagi menceritakan kisah Oma Patricia untuk anda di sini. Kisah tentangnya, bisa anda akses melalui kanal YouTube Metro TV.
Namun, di sini, saya ingin bercerita tentang seorang Oma, yang baru-baru ini berhasil meraih gelar barunya Magister Teologi (M.Th.) di Sekolah Tinggi Teologi Iman Jakarta (STTIJ).
Oma yang dimaksud adalah Oma Albertina Nomay Baramuli Kaunang. Beliau mendaftar sebagai mahasiswa telogi tahun 2020, persis setahun di atas saya.
Pada saat itu, beliau berumur 90 tahun. Beliaulah satu-satunya mahasiswa tertua di kampus kami. Bahkan, mungkin beliau menjadi satu-satunya mahasiswa teologi tertua di Indonesia.
Pada tahun ini, tepatnya pada 28 Oktober lalu, Oma Albertina diwisuda pada umur 93 tahun. Beliau dinyatakan lulus dan boleh diwisuda, setelah berhasil menulis tesisnya dengan judul "Pesan Teologi Pemuridan sebagai Perintah Allah dalam Matius 28:16-20 dan Implementasinya pada Yayasan Baramuli di Tarabitan."
Wow amazing! Kalau secara usia, Oma Albertina melebihi Oma Patricia. Oma Patricia lulus kuliah S-2 di usia 73 tahun, sedangkan Oma Albertina lulus S-2 di usia yang ke-93 tahun.