Guys, kalian sudah tahu belum, ada yang berbeda dengan tampilan Google Doodle hari ini, loh! Google Doodle hari ini, menampilkan logo mangkuk (kalau bahasa orang Maluku sempe) yang berisi papeda - panganan pokok Indonesia bagian Timur seperti Papua, Maluku, dan beberapa daerah di Sulawesi.
Menurut Google, doodle hari ini, dibuat untuk memperingati deklarasi papeda sebagai warisan budaya tak benda Indonesia oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada tanggal 20 Oktober tahun 2015.
Saya, sebagai orang Maluku, yang dibesarkan dari panganan sagu tentu ikut bangga. Terima kasih untuk Google yang mengangkat tema panganan Indonesia, khususnya Indonesia bagian Timur.
Melalui logo papeda yang ditampilkan oleh Google hari ini, mengingatkan saya (dan mungkin juga kalian?) pada belasan tahun silam, ketika masih bersekolah di Saparua, Maluku Tengah. Seringkali, ketika harga beras sedang mahal, orang tua kami terpaksa membeli tepung sagu di pasar dan mengolahnya jadi papeda.
Kadang, kami menyantapnya dengan ikan kuah kuning. Tapi, kalau ikan sedang mahal di pasar, terpaksa kami makan papeda dengan kuah air garam - yang penting bisa untuk mengganjal perut yang sedang lapar. He-he-he.
Ternyata, papeda yang terbuat dari tepung sagu menyediakan serangkaian nutrisi yang seimbang, termasuk protein, karbonhidrat, kalsium, dan zat besi. Karena manfaatnya yang besar bagi kesehatan, maka saya merekomendasikan panganan sagu atau papeda ini sebagai pengganti nasi.
Sayangnya, setelah merantau ke Jakarta, saya nyaris makan papeda. Terakhir kali makan pepeda tahun 2019, ketika sedang pulang ke Saparua. Pengen bilang ke mama, "beta rindu masakan papeda mama."
Minta tolong kepada teman-teman Kompasianer yang berasal dari Maluku, kalau pas baronda ka Jakarta titip sagu satu tumang jua. He-he-he.
Semoga tulisan ini menghibur, ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H