Setiap negara di dunia memiliki 'perisai' pertahanan masing-masing, baik udara, darat, dan laut. Perisai pertahanan didesain untuk tujuan yang mulia, yakni melindungi warga sipil dari serangan musuh (teroris).
Masyarakat internasional saat ini sedang menyoroti perisai pertahanan udara Israel, yakni Iron Dome. Apa itu Iron Dome dan bagaimana cara kerjanya? Iron Dome adalah sistem pertahanan udara milik Israel yang selama ini dikenal sangat canggih. Rafael Advanced Defence System, pembuat Iron Dome, mengklaim kalau sistem ini mempunyai tingkat kesuksesan dan akurasinya mencapai 90% dalam mendeteksi serangan roket atau rudal musuh.
Cara kerja sistem ini adalah dengan mendeteksi roket yang datang menggunakan radar, dan mengirimkan informasi tersebut ke sistem kontrol senjata, lengkap dengan kalkulasi rumit untuk mendeteksi trayektori, kecepatan, dan perkiraan target dari roket tersebut. Jika roket tersebut ternyata mengarah ke daerah padat penduduk atau lokasi strategis lain, Iron Dome akan meluncurkan misil Tamir untuk menghancurkan roket tersebut saat masih di udara.
Namun, dalam perang bersenjata dengan Hamas Sabtu (7/10) lalu, nyatanya Iron Dome bisa dikelabui. Pasukan Hamas melakukan taktik penyerangan roket dalam jumlah yang besar. 5000 roket diklaim ditembakkan dari jalur gaza bertubi-tubi dalam kurun waktu 20 menit, sehingga membuat Iron Dome kewalahan menangkis roket-roket tersebut. IDF memperkirakan 2.200 roket ditembakkan, tetapi tidak merilis angka berapa banyak yang berhasil dicegat.
Kok bisa Iron Dome kewalahan? Jawabanya: bisa! Secanggih-canggihnya sebuah teknologi pasti ada kelemahannya. Sistem pertahanan udara mana pun di dunia pasti memiliki kelemahan.
Berikut ini adalah sederet fakta mengenai Iron Dome, perisai udara Israel, yang saya rangkum dari berbagai sumber. Simak terus ya.
Pertama, Iron Dome dikembangkan sejak konflik dengan Lebanon pada tahun 2006. Saat itu, ribuan roket Hizbullah ditembakkan ke sejumlah kawasan Israel dan membunuh banyak warganya. Sejak itulah, Israel mulai mengembangkan teknologi Iron Dome dengan bantuan Amerika. Sistem ini mulai beroperasi pada bulan Maret tahun 2011 dan melakukan intersepsi pertamanya terhadap roket dari Gaza pada bulan April 2011. Ada tiga komponen sentral dalam Iron Dome, yang punya jarak maksimal 70 km ini, yaitu radar Detection dan Tracking, Battle Management, dan Weapon Control dan Missile Launcher, yang dilengkapi 20 misil Tamir.
Kedua, Iron Dome adalah mekanisme pertahanan murni, dan sama sekali tidak memiliki kemampuan menyerang. Penemuan Iron Dome diklaim sebagai penemuan yang murni mulia dan sangat penting bagi keselamatan warga sipil Israel. Iron Dome adalah satu-satunya sistem misi ganda di dunia yang memberikan solusi pertahanan efektif untuk melawan roket, artileri dan mortir serta pesawat terbang, helikopter, UAV dan PGM. Pesawat ini dapat mendeteksi dan mencegat roket dan peluru artileri yang menuju pusat populasi dalam jarak 43,4 mil atau (70 kilometer).
Ketiga, biaya peluncuran rudal dari Iron Dome ke arah roket yang mengancam dilaporkan memakan biaya antara $20.000 hingga $100.000. Roket yang ditembakkan kelompok teror ke Israel diperkirakan menelan biaya antara beberapa ratus hingga beberapa ribu dolar. Meski begitu, Iron Dome dapat beroperasi di segala kondisi cuaca, termasuk awan rendah, hujan, badai debu, atau kabut.
Keempat, akurasi Iron Dome yang menakjubkan menarik perhatian dunia. Dua baterai Iron Dome pernah dikirim untuk militer AS pada 2020 lalu. Ukraina juga disebut meminta suplai Iron Dome untuk melawan Rusia. Israel mengatakan kalau sejauh ini Iron Dome hanya dikembangkan untuk mendukung kemanusiaan dan pertahanan sipil.