Lihat ke Halaman Asli

Setan Jalanan

Diperbarui: 20 Oktober 2015   14:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menginjak rem itu perkara gampang, tetapi perjuangan utama kita adalah mengendalikan obsesi terhadap kecepatan.

Memutar stir itu mudah bagi anak ingusan, tetapi bersikap santun di jalanan menuntut kesabaran dan kebesaran jiwa.

Klakson dan lampu dim itu sejatinya adalah alat komunikasi, tetapi kadang beralih fungsi jadi alat intimidasi dan agresi.

Tuas lampu sen itu begitu dekat dengan jari, tapi banyak yang enggan menggapainya karena merasa berhak meluncur kemana saja tanpa isyarat.

Atas nama prioritas dan urusan pribadi, bahu jalan yang terlarangpun dianggap sah. Aturan tunduk layaknya budak pada sebuah kepentingan. Apa demikian nasibnya dengan nyawa manusia?

Ada ribuan nyawa yang dipertaruhkan dibalik sebuah aturan. Melanggarnya sama saja dengan merendahkan nilai nyawa yang dilindunginya.

Mungkin selain kaca spion dan kaca jendela, perlu dipasang cermin besar di dalam mobil supaya kita bisa berkaca dan mawas diri

 

Billy Latuputty




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline