Lihat ke Halaman Asli

Sudah Amankah Anak-anak di Ranah Online?

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak dapat dipungkiri, ranah online (dalam jaringan) sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari yang sulit dipisahkan. Ranah online begitu mudahnya diakses oleh setiap orang melalui berbagai cara, tak terkecuali oleh anak-anak kita. Penetrasi pasar dengan modem, jaringan internet, hingga perangkat yang berteknologi tinggi adalah alasan utama penyebab begitu mudahnya ranah online semakin mewarnai kehidupan sehari-hari. [caption id="attachment_182968" align="alignleft" width="300" caption="Ilustrasi/Admin (shutterstock)"][/caption] Berkecimpung dalam ranah online, kurang lebih sama halnya dengan hidup di dunia nyata. Terdapat etika dan aturan-aturan yang tertulis maupun tidak mengenai perilaku yang dapat membuat hidup kita jadi lebih baik. Tapi tak jarang, dikarenakan kurangnya komunikasi dan juga informasi yang tepat, membuat ranah online menjadikan kita – penggunanya sebagai korban dari perilaku online yang tidak sehat! Dan, tak sedikit pula jumlah korban tersebut adalah dari kelompok anak-anak. Kepolosan anak-anak dalam bersosial seringkali menjadi penyebab mereka menjadi korban perilaku online yang tidak sehat. Penipuan, rayuan, hingga kesalahpahaman dapat berujung pada kejahatan yang bisa mengancam nyawa anak-anak di dunia nyata. Oleh karena itulah dibutuhkan sebuah langkah pencegahan yang tepat agar anak-anak kita tetap terlindungi. Fakta di Lapangan Saya akui saya belum memiliki anak. Menikah saja belum, apalagi punya anak! :D Akan tetapi, saya memiliki adik yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar dan terbiasa mengakses internet jika dibutuhkan. Apalagi, terdapat komputer desktop di rumah yang dapat diakses olehnya. Sehingga terkadang ingin rasanya saya mengetahui apa saja yang ia lakukan saat terhubung online agar saya bisa melindunginya. Kenapa? Karena beberapa fakta di lapangan yang cukup mengejutkan. Di Indonesia, 51 % anak-anak telah terpapar oleh materi kekerasan dan nudisme di dunia online. Sebuah kenyataan yang cukup membuat saya menelan ludah beberapa kali, karena berarti lebih dari setengah jumlah anak-anak secara nasional akan menjadi lebih cepat dewasa sebelum waktunya! Dan, 35 % anak-anak bahkan telah dicoba untuk ditemui oleh orang yang mereka tidak kenal jelas, dan hanya karena aktivitas anak-anak di ranah online. Kenyataan ini sungguh sangat berbahaya karena kita tak pernah tahu apa maksud dari orang-orang tersebut ingin bertemu dengan anak-anak kita. Padahal, rataan secara global hanyalah 10 % saja anak-anak yang telah dicoba untuk ditemui oleh orang yang tidak mereka kenal. Lebih jauh lagi, e-mail penipuan berkedok undian dan atau warisan sudah barang tentu menjadi hal yang lazim bagi kita yang sering menggunakan internet. Akan tetapi bagaimana dengan anak-anak kita? Saking lugunya, mereka terkadang merespon e-mail tersebut sambil berharap itu menjadi kenyataan. Sebanyak 28 % anak-anak di Indonesia telah pernah merespon penipuan-penipuan tersebut. Saya tidak sembarangan membeberkan angka-angka tadi. Saya mendapatkannya dari Effendy Ibrahim, seorang perwakilan dari Team Norton ketika memberikan presentasi di acara Norton Online Family, yang dihelat pada Kamis (01/07) malam, bertempat di Grand Hyatt Hotel, Jakarta. Angka-angka yang merupakan fakta hasil survey tersebut ternyata juga diikuti oleh perilaku para orangtua yang tak sepenuhnya melek internet. Memang, perbedaan zaman seringkali membuat anak-anak kita menjadi lebih maju. Tapi, dalam hal keselamatan anak-anak, sudah sepatutnya orangtua mengetahui yang lebih tepat dan lengkap. House Rules Ketika orangtua sudah mengetahui beberapa standar keselamatan untuk anak-anak mereka ketika beraktivitas di ranah online, lazimnya beberapa peraturan pun muncul. Aturan-aturan tersebut biasanya diterapkan di dalam rumah dan berlaku secara menyeluruh. Aturan-aturan yang diberikan oleh orangtua biasanya berkisar seputar lama waktu penggunaan komputer dan internet, alamat-alamat situs yang berhak dikunjungi, material-material yang boleh dicari dan didapatkan, hingga perilaku saling tukar dokumen elektronik. Akan tetapi, aturan tersebut seringkali sulit untuk diterapkan secara mengikat. Kenapa? Karena kehadiran orangtua yang sangat jarang ketika anak-anak kita beraktivitas di ranah online. Untuk mengatasi ketidakhadirannya, seringkali orangtua mengatur parental control di komputer yang berlaku secara kaku. Setidaknya 40 % orangtua melakukan hal itu. Akan tetapi melakukan parental control secara kaku tidak otomatis membuat anak-anak kita menjadi lebih terlindungi. Selalu saja terdapat celah yang bisa didapatkan, atau yang terburuk – anak-anak kita memberontak atas sikap otoriter kita. Kenapa hal itu bisa terjadi? Karena masih banyak anak-anak merasa bahwa orangtua tidak mengerti akan hal aktivitas online di internet, dan anak-anak lebih tahu. Gunakan Perlindungan Saya akui, saya adalah tipe orang yang kurang menyukai pelanggaran atas peraturan. Sebisa mungkin, saya akan mengikuti aturan tersebut. Jikalaupun sampai membuat salah, maka saya akan berusaha memperbaikinya secara berkelanjutan agar tidak terulang. Akan tetapi, terkadang cara-cara ini belum tentu sesuai dengan orang lain. Diperlukan pemahaman dan juga pendidikan yang mendalam agar mendapatkan hal yang serupa. Namun, banyak jalan koq menuju Roma! Pelanggaran atas aturan dapat menjadi sebuah pembelajaran yang baik ketika didiskusikan dan dicari jalan keluar yang terbaik. Terdapat sebuah fleksibilitas pada langkah-langkah perbaikan, dan bukannya aturan sehingga tiada celah yang digunakan secara salah. Dan, hal tersebut dapat dilakukan untuk perilaku anak-anak di ranah online. Penggunaan sebuah program yang mendukung keamanan anak-anak dapat dijawab salah satunya oleh Norton. Melalui Norton Online Family yang dapat diunduh secara gratis di website mereka, kita dapat melakukan melindungi anak-anak kita dari perilaku online yang tdiak sehat. Secara singkat, Norton Online Family dapat membantu kita dalam membatasi lama waktu penggunaan komputer dan internet, penyaringan jenis dan alamat URL website, hingga materi yang tersedia di ranah online itu sendiri. Dan, dapat digunakan pengaturan khusus per akun yang dimiliki oleh setiap anak-anak. Sehingga dapat disesuaikan dengan keperluan masing-masing. Ketidakhadiran kita di rumah ketika anak-anak melakukan kegiatan di ranah online, tidaklah lagi menjadi alasan bagi anak-anak untuk melakukan apa saja yang mereka kehendaki. Karena, Norton Online Family dapat memberikan kita catatan informasi secara runut, serta e-mail pemberitahuan ketika terjadi hal-hal yang tak sesuai dengan pengaturan yang kita lakukan. Dan, semuanya dilakukan ketika terhubung dengan internet, sehingga pembaharuan dilakukan secara langsung dan otomatis (live update). Jadi, sudah siap membuat anak-anak lebih aman di ranah online? DISCLAIMER: Saya bukan pegawai Norton, agensi, ataupun kerabat bisnis yang mendapatkan keuntungan berupa materiil dari tulisan ini. Saya murni melakukan ini karena kekhawatiran saya akan perilaku anak-anak di ranah online yang seringkali sulit dikendalikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline