Tanggal 1
Bayangmu padam
mungkinkah ditingkahi temaram
serupa jejak yang menghitam kelam
Tanggal 2
tanpa suara, senyap, bahkan hanya isyarat
tiada arah, dibekap, lebih dari sekap
tapi mungkin kau lupa
Tanggal 3
duduklah sejenak
mungkin sudah saatnya menatap senja
mengeja burung yang melintas membelah cerita
Tanggal 4
leburkan dulu segala nestapa
kaki masih ada, jua mata yang menatap jenaka
biar lelah, biar peluh, biar angkuh
Tanggal 5
meringkuk...
terpuruk...
jadi busuk...
Tanggal 6
memang selalu ada
yang mendera menyerupa badai
tapi...
Tanggal 7
bukan di mana akan berhenti
melainkan dengan apa semua mimpi dan memori
kembali ke sarang yang tersulam dari resah mengelaburi sepi
Tanggal 8
karena setiap diri hanyalah senisbi
kemanusiaan tiada diri
Tanggal 9
barangkali kau lupa cerita itu
ya, cerita yang terbelah oleh rahim dunia
Tanggal 10
memang selalu ada jeda
tak apa selama nafas kita selaras
melalui garis demi garis yang menyilang membubuhi takdir
Tanggal 11
selama delir nadi memberadakan kita
dengan pikiran dan ucapan kita
Tanggal 12
barangkali mengenai cinta yang patah di masa lalu
atau mengenai rindumu yang tak pernah tergenapi
Tanggal 13
ditindih sepi yang larut pada malam
mari kita rehat sejenak
kembangkan kembali senyum yg merekah di bibir merahmu
Tanggal 14
hingga tatapan, desahan, belaian
atau ungkapan yg terungkap dari sana
menjadi hidup kembali lagi
Tanggal 15
dunia bukan untuk meratapi
air mata bukan untuk bersedih
ada tangan yang kan selalu merangkul kita
Tanggal 16
sampai sudah,
barangkali sudah lelah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H