Jakarta. Kompas.com - Harga beras pada awal tahun 2024 sampai Bulan Mei mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibanding akhir tahun 2023. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mengindikasikan harga beras kini hampir menyentuh harga Rp 14.000 untuk kualitas medium akhir bulan April.
Safrul Nazar, seorang pedagang grosir di Pasar Pagi Villa Pamulang Mas, Tanggerang Selatan, dengan tegas mengungkapkan dampak kerugian yang telah dirasakan oleh para pedagang eceran di pasar tersebut. Menurut Safrul, kerugian ini tak hanya menyulitkan para pedagang eceran, tetapi juga mengganggu stabilitas bisnis mereka secara keseluruhan. Safrul menjelaskan bahwa sebagai pedagang grosir, dia juga merasakan dampak negatif dari situasi ini.
Dia menggambarkan proses perolehan bahan dagangan dari petani hingga ke tangan pedagang eceran, di mana dia mengambil bahan melalui tengkulak besar lalu dibeli oleh pedang kecil atau pedagang eceran. Menurut Safrul, sistem ini seharusnya menjadi tulang punggung bagi para pedagang kecil, namun saat ini telah menjadi pemicu kerugian besar akibat fluktuasi harga yang tidak terkendali.
"Harga beras yang naik bisa membuat sulit bagi orang dengan uang sedikit. Dan bisnis yang jual beras mungkin rugi karena penjualan berkurang," ujar Safrul dengan nada prihatin.
Dalam praktiknya, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan harga beras, seperti cuaca yang buruk atau permintaan yang tinggi. Selain itu, terdapat juga kemungkinan bahwa mafia pasar turut terlibat dalam rantai distribusi ini, dengan memonopoli pasokan dan menaikkan harga secara tidak adil.
"Harga beras naik bisa karena cuaca, permintaan, atau pasokan. Jadi, jika harga naik di awal 2024, bisa disebabkan oleh itu atau perubahan lain. Harga beras bisa naik juga karena sistem kartel atau kekuasaan beberapa pemain besar. Pengalaman nyata menunjukkan ini sering terjadi, tapi alasan harganya naik bisa beragam," ungkap Safrul dengan khawatir.
Dengan situasi yang sulit seperti ini, para pelaku pasar harus tetap waspada dan berupaya untuk memahami berbagai faktor yang memengaruhi kenaikan harga beras. Meskipun faktor seperti cuaca, permintaan, dan pasokan dapat menjadi penyebab utama, tidak bisa diabaikan kemungkinan adanya tengkulak besar nakal atau dominasi oleh beberapa pemain besar di pasar. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan otoritas terkait untuk melakukan langkah-langkah yang tegas guna mencegah dan menindak tegas praktik-praktik yang merugikan konsumen dan pelaku usaha kecil. Dengan demikian, diharapkan stabilitas harga beras dapat dipertahankan untuk keberlangsungan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H