Apakah kita diperbolehkan untuk merasa bersedih? Apakah kita boleh menangis ketika harapan kita tidak terwujud? Bolehkah kita mengeluh ketika hidup kita dipenuhi masalah?
Kita boleh merasakan kesedihan, asalkan dalam batas wajar. Kita boleh menangis, selama itu masih dalam kadar yang tepat. Kita boleh merasa kecewa, merintih, dan mengeluh ketika harapan dan impian kita tidak tercapai. Kita juga diperbolehkan bersedih saat kenyataan tidak sesuai dengan harapan kita. Namun, penting untuk diingat bahwa kesedihan dan kekecewaan tidak boleh membuat kita terpuruk. Jangan sampai kesedihan membuat kita kehilangan harapan pada rahmat Allah Azza wa Jalla. Kita boleh merasakan kesedihan asal tidak sampai membuat kita kufur kepada-Nya atau melupakan-Nya.
Dalam hidup, Allah Azza wa Jalla terkadang memberi kita ujian dan cobaan yang menimbulkan kesedihan dan kekecewaan. Namun, kita tidak boleh membenci ketetapan Allah, karena segala sesuatu yang datang dari-Nya pasti memiliki kebaikan. Ujian dan cobaan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Kita tidak bisa menolak atau menghindari takdir yang telah ditetapkan. Meskipun ujian terasa berat, kita dituntut untuk menerimanya dengan ikhlas dan bersikap sabar. Kita boleh bersedih, asalkan kesedihan itu tidak berlarut-larut dan tidak menyebabkan kita berburuk sangka kepada Allah Azza wa Jalla.
Oleh karena itu, bersedihlah secukupnya ketika Allah Azza wa Jalla memberi kita ujian. Sebaliknya, berbahagialah dengan sederhana ketika Allah memberikan kenikmatan. Kebahagiaan yang berlebihan dapat membuat kita lupa bahwa semua nikmat berasal dari-Nya, sehingga kita tidak bersyukur. Kesedihan yang berlarut-larut juga dapat membawa kita pada keterpurukan, berburuk sangka kepada Allah, dan bahkan putus asa dari rahmat-Nya.
Ketika kita merasa sedih, segera ingatlah untuk berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla. Sadari bahwa Allah jauh lebih besar dari semua masalah yang kita hadapi. Kita tidak akan merasa sedih jika kita sepenuhnya menggantungkan hidup kepada Allah. Hati kita akan tenang dan damai jika kita mencintai dan bertawakkal kepada-Nya. Oleh karena itu, jangan biarkan kesedihan berlarut-larut. Kita masih memiliki Allah yang selalu ada untuk memberikan pertolongan dan jalan keluar.
Siapakah yang paling layak menjadi tempat mengadu bagi mereka yang mengalami kegelisahan, kesedihan, dan kesulitan? Kepada siapa kita harus meminta bantuan ketika menghadapi kemalangan? Siapa yang bisa menjadi sandaran bagi semua makhluk di bumi ini? Tentu saja, ALLAH.
Allah adalah tempat bersandar yang terbaik. Dia adalah perlindungan yang paling aman. Jadi, hanya kepada Allah-lah kita harus mengadukan masalah, kesulitan, dan kekurangan kita. Hanya kepada Allah kita berdoa dan meminta kemudahan. Jadi, jangan bersedih menghadapi masalah besar dalam hidup, karena kita masih memiliki Allah. Jangan takut jika hidup kita terasa sempit, karena Allah siap memberikan kelapangan. Jangan kecewa jika harapan kita tidak tercapai, karena Allah selalu menyediakan jalan keluar.
Ketika hidup terasa sempit karena masalah, berdzikirlah kepada Allah. Ketika hati kita merasakan kesedihan dan kekecewaan, ingatlah untuk banyak berdzikir. Saat kita merasa seolah jalan sudah tertutup dan harapan hilang, adukan semua itu kepada Allah. Mintalah petunjuk dan jalan keluar dari-Nya. Keluhkan kesedihan hanya kepada-Nya. Yakinlah bahwa Allah akan memberikan jalan keluar dan pertolongan. Dia akan menghapus semua kesedihan kita dan menggantinya dengan ketenangan, kedamaian, dan kebahagiaan dari sisi-Nya. Allah adalah tempat terbaik untuk berlindung dan meminta pertolongan. Oleh karena itu, bergantunglah dan berharaplah hanya kepada Allah agar hati kita tidak kecewa. (Terinspirasi dari Buku "Boleh Kalah Asal Jangan Menyerah" karangan Haidar Musyafa)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H