Berdasar laman resmi Kementrian Kelautan dan Republika Indonesia, abrasi adalah proses dimana terjadi pengkikisan tanah di daerah pesisir pantai yang disebabkan oleh ombak dan arus laut yang terlalu besar dan bersifat merusak. Pengkikisan terjadi karena adanya pengaruh dari air sungai dan hujan.
Abrasi juga biasa disebut erosi. Abrasi dapat terjadi karena aktivitas arus laut, gelombang laut, dan pasang suru air laut. Akibatnya, abrasi dapat merusak daerah pesisir pantai, dan aktivitas penduduk sekitar menjadi tidak maksimal dan berdampak pada perekonomian warga sekitar pesisir pantai. Hal ini dapat dicegah dengan berbagai cara yang salah satunya adalah menanam tumbuhan bakau di tepi pantai.
Menurut United Nations Environment Programme (UNEP), mangrove adalah ekosistem pesisir tropis dan subtropis yang didominasi oleh berbagai jenis tumbuhan, seperti Rhizopora, Avicennia, dan Sonneratia.
Mangrove memiliki peran penting dalam menjaga keberlangsungan hidup masyarakat pesisir, mengurangi dampak bencana alam, dan menyediakan habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna. Selain itu mangrove juga berperan sebagai penyerap karbon, yaitu dengan menyerap karbon dioksida yang berasal dari atmosfer yang kemudian dapat mengurangi efek dari perubahan iklim.
Mangrove juga merupakan tempat dari berbagai spesies flora maupun fauna. Indonesia sendiri menjadi wilayah dengan persebaran mangrove terbesar didunia. Hutan mangrove yang ada di Indonesia adalah seluas 3,3 juta hektar yang tersebar diberbagai pesisir pulau Indonesia yaitu Sumatra, Kalimantam, Sulawesi, Papua, dan pulau lainnya.
Hutan mangrove membentuk zonasi diantara yaitu coastal zone , middle zone, dan inland zone. Coastal zone adalah daerah yang dipengaruhi oleh gelombang karena zona ini berada pada bagian terluar dan berhadapan langsung dengan perairan serta memiliki topografi pantai yang terjal.
Middle zone adalah daerah yang dipengaruhi oleh gelombang dan angin karena terletak berhadapan langsung dengan perairan, namun memiliki topografi yang landai. Inland zone merupakan daerah yang terlingdung dari pengaruh gelombang dan angin serta memiliki topografi yang landai.
Watson dalam Kartawinata dkk., 1979 menjelaskan bahwa terdapat lima kelas genangan air dengan berbagai jenis tumbuhan mangrove disetiap genangannya. Pertama ada all high tides, yaitu kawasan pantai yang digenangi air setiap pasang. Tidak banyak mangrove yang mampu hidup di all hight tides kecuali Rhizophora mucronata.
Selanjutnya ada medium high tide yaitu kawasan pantai yang digenangi oleh air pasang agak besar, disini adalah tempat bertumbuhnya mangrove jenis Avicennia sp. dan Sonneratia sp. Normal high tide yaitu kawasan pantai yang digenangi oleh air pasang rata-rata.
Normal high tide adalah tempat dimana sebagian besar jenis mangrove tumbuh, diantaranya ada Rhizopora mucronata, Rhizophora apiculate, Ceriops tagal dan Bruguiera parviflora. Kawasan selanjutnya ada spring tides yaitu kawasan pantai yang digenangi oleh air pasang perbani.
Disini dapat ditumbuhi Bruguiera cylindrica, hingga Bruguiera parviflora dan Brugiera sexangular. Kawasan terakhir adalah exceptional of equinoctial tides yaitu kawasan pantai yang jarang digenangi oleh pasang tertinggi. Pada Kawasan ini Bruguiera gymnorrhiza tumbuh dengan baik.