Dua Realitas Lansia di Jalanan dengan Lansia di Panti Sosial

Di penghujung senja kehidupan, saat hari tua menyapa, menikmati masa tua yang tenang ternyata tidak semudah angan-angan. Bagi para lansia yang ditelantarkan keluarganya, terbentang dua realitas kehidupan yang kontras. Di satu sisi, masih ada insan tua yang berjuang untuk mengisi perut yang kosong. Keterbatasan atau kelemahan fisik mendorong mereka untuk mengemis dan memohon belas kasih. Selain itu, sebagian lansia di jalanan menjadikan mengemis sebagai pekerjaan sampingan saat tidak berjualan. Di sisi lain, lansia yang tinggal di panti sosial, meskipun terlantar, mendapatkan kehidupan yang layak, dapat berkumpul dengan teman sebaya, dan melakukan kegiatan bermanfaat tanpa perlu memikirkan kebutuhan dasar.

Seiring berjalannya waktu, banyak lansia yang terlantar karena anak-anak mereka disibukkan dengan pekerjaan dan tanggung jawab keluarga. Selain itu, faktor lainnya adalah ketidakmampuan anak untuk merawat orang tua mereka yang sudah lanjut usia. Akibatnya, anak-anak sering kali memutuskan untuk menitipkan orang tua mereka ke panti sosial sebagai solusi agar orang tua mereka mendapatkan perawatan yang maksimal.

Tentu saja, keputusan ini menimbulkan perdebatan pro dan kontra. Beberapa orang memahami keputusan anak-anak, sementara yang lain menganggap bahwa merawat orang tua adalah kewajiban anak. Namun, perlu diingat bahwa panti jompo juga membutuhkan biaya untuk operasional dan perawatan lansia. Hal ini menimbulkan dilema bagi keluarga yang kurang mampu secara finansial untuk menitipkan orang tua mereka ke panti jompo. Tak jarang, mereka terpaksa menelantarkan orang tua mereka tanpa pengasuhan yang layak.

Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 merupakan lembaga pemerintah yang memberikan bantuan sosial kepada lanjut usia terlantar yang kurang mampu dan tidak memiliki keluarga. Panti Sosial ini terletak di Jalan Margaguna Raya No. 1 RT 11 RW 01, Kelurahan Gandaria Selatan, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan. Panti Sosial ini memiliki kegiatan rutin pengajian, senam, latihan angklung dan latihan gamelan sebagai kegiatan kakek nenek untuk lebih produktif.