Lihat ke Halaman Asli

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Sambangi ICW Meminta Masukan

Diperbarui: 18 Juni 2015   01:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Jakarta -  Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim beserta Dirjen Pendidikan Menengah Ahcmad Jaziedie dan jajaran Kemendikbud lainmenyambangi ICW. Kedatangan rombongan Kemendikbud itu dalam rangka berdiskusi meminta masukan terkait penerapan kurikulum 2013. Hal ini disampaikan Musliar Kasim saat akan memulai diskusi dikantor ICW kamis (4/9/2014), “kedatangan kami bermaksud ingin menjelaskan bagaimana kurikulum 2013 itu, selama ini kan masih ada saja yang mengkritik, setengah – setengah memahaminya” ungkap musliar.

Musliar Kasim merasa resah atas pemberitaan media yang menganggap kurikulum 2013 dinilai gagal. Padahal Kemendikbud mengklaim bahwakurikulum 2013 adalah yang terbaik selama indonesia berdiri dan telah dipersiapkan secara matang. “Tidak satupun pejabat Kemendikbud melakukan studi banding keluar negeri” tegas Musliar. Hadir pula dalam rombongan Ketua Implementasi Kurikulum 2013 Tjipto Sumadi, Kepala Badan Pengembangan SDM Syawal Gultom dan Staf khusus Mendikbud Bidang Pengawasan dan Pembangunan Agnes Tuti Rumiyat.

Pernyataan tersebut dibantaholeh Jimmy Paat denganpernyataaan sebaliknya. “Kurikulum 2013 amburadul!” tegas pria yang akrab disapa Jimmy. Ia juga mengatakan bahwa tidak ada teori yang absolut jika kemendikbud menyatakan kurikulum 2013 yang terbaik, karena secara konseptual pun itu bisa diperdebatkan. Selain itu, perwakilan dari Koalisi pendidikan ini juga menyinggung soal faktor guru yang tidak begitu diperhatikan, “Realitas dilapangan berbeda, banyak guru belum memahami kurikulum 2013”. Ujar Jimmy Paat.

Namun ICW mengapresiasi itikad Kemendikbud yang telah datang dan mau membuka ruang diskusi terkait kurikulum 2013. Pernyataan itu disampaikan oleh Febri Hendri Koordinator divisi pelayanan publik ICW. “Kami sebenarnya ingin sejak awal bertemu, bahkan jauh sebelum kurikulum 2013 diterapkan” ujar Febri Hendri saat memimpin jalannya diskusi. (tzp)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline