Begitu mungkin terjemahan bebasnya. Menjadi seorang dokter bukan tugas yang gampang. Seseorang dengan inisial M.D dibelakang namanya berarti telah dibekali pelatihan akademi yang dirancang menanggalkan sisi lemah, menghabiskan berbulan-bulan mempelajari MCAT, menyelesaikan sekolah kedokteran dalam beberapa tahun dan telah menyelesaikan masa magang dan penempatannya. Setelah tahun-tahun perjuangan itu, dapat dimengerti bila sebagian dokter ingin membuka kantor mewah dan menikmati keuntungan financial dari karir kedokterannya. Sebagian dokter lain lagi mungkin bekerja dalam kondisi sedikit lebih sederhana sepanjang hidup mereka, dan hanya sebagian kecil yang mendaftar untuk bekerja dalam kondisi yang benar-benar keras, seperti di zona perang dan di daerah bencana.
Médecins Sans Frontières (MSF, atau Dokter Tanpa Batas, sebagaimana yang dikenal di Amerka Utara) menyediakan para dokter bentuk kesempatan untuk tugas-tugas seperti itu. MSF adalah suatu organisasi kemanusian internasional untuk medis yang menyediakan bantuan di sekitar 60 negara, mencakup Sudan, Somalia dan wilayah Palestina. Nama organisasi ini agak sedikit menyesatkan, pada kenyataannya bukan hanya para dokter yang ada di lapangan, tetapi sekelompok besar professional medis seperti perawat, bidan, ilmuwan di bidang epidemi dan teknisi laboratorium. Kelompok bukan professional medis, mencakup tenaga ahli logistic, dan spesialis sanitasi, yang juga penting dalam kerja organisasi.
MSF menugaskan mereka di tengah-tengah konflik senjata, epidemi, dan bencana alam. Organisasi ini juga dapat ditemukan di negara-negara berkembang yang berbudaya tidak perduli dengan arti berita utama, tempat-tempat dimana anak-anak menderita kekurangan nutrisi dan dimana segala bentuk pelayanan kesehatan bagi sejumlah besar populasi diabaikan. MSF adalah organisasi yang independen dan tidak memihak, artinya ia tidak menjilat pada rejim pemerintahan atau bertindak diskriminasi dalam menolong. Ada waktunya, akhirnya, MSF bersaksi menentang ketidak-adilan yang telah disaksikan pekerjanya, khususnya saat pihak yang memerintah membatasi akses ke korban akibat konflik atau bencana. Untuk usaha-usahanya ini, MSF telah mendapat penghargaan berupa Medali Nobel untuk Perdamaian di tahbun 1999.
Kemampuan memberikan kesaksian mengenai criminal atas kemanusianadalah salah satu kekuatan pendorong pembentukan MSF ini. Saat ini, ada 19 kantor di seluruh dunia bekerja dengan lambang MSF, berikut akan dikupas sedikit mengenai awal sekali pembentukan MSF pada tahun 1970-an.
Pendiri MSF mewakili hubungan kerja-sama antara satu dari sisi kelompok dokter dan yang lain dari sisi kelompok jurnalis, kedua-duanya dari Perancis. Para dokternya adalah yang pernah bekerja untuk Palang Merah selama perang sipil di Biafrans, saat setelah pemisahan diri dari Nigeria. Saat perang itu, dokter-dokter perancis menjadi frustrasi oleh perlakuan pasukan Nigeria pada pekerja sukarela, juga perlakuan dalam memenuhi persyaratan administrasi yang diperlukan Palang Merah untuk bekerja di daerah itu. Ketika mereka kembali Perancis, beberapa dokter membatalkan kontrak mereka dengan Palang Merah dan memberikan kesaksian tentang kekejaman tentara Nigeria yang pernah mereka lihat di Biafran. Mereka juga mulai bekerja pada cara-cara memberikan bantuan kemanusian dan melibatkan diri tanpa peraturan ketat Palang Merah.
Pada waktu bersamaan, sekelompok jurnalis Perancis sedang menggiring perhatian kepada korban bencana alam di Iran dan Bangladesh. Para jurnalis mencela dokter-dokter Perancis karena tidak turut membantu dalam bencana ini. Para jurnalis dan dokter kemudian bergabung membentuk MSF tahun 1971, yang bertahan sampai hampir satu dekade sebelum benar-benar bubar. MSF menjadi popular oleh publikasi yang gencar berkaitan dengan kemampuan mereka menyediakan pertolongan medis dalam misi di Lebanon, sebagaimana juga melalui tugas mereka di sejumlah tempat penampungan pengungsi seputar dunia, khususnya di Vietnam, Kamboja, dan pengungsi Laotian di Thailand.
Publisitas telah membantu MSF tumbuh cepat; cabang-cabang di luar Perancis dibuka, dan dengan kemampuan finansial yang lebih besar, MSF dapat menawarkan sejumlah gaji kecil pada sukarelawan medis professional-nya. Ini memungkinkan organisasi ini memperkerjakan lebih banyak pekerja pada area yang lebih luas. Meski MSF telah didirikan berdasarkan keinginan para dokter bersaksi atas aksi kekerasan yang mereka lihat di dunia, konsep itu bukanlah bagian yang formal dari AD/ART organisasi hingga tahun 1979.Ide dari para dokter untuk memberikan kesaksian praktisnya tercatat pada tahun 1985, ketika MSF bersaksi tentang pemerintah Ethiopia yang memaksakan relokasi korban kelaparan. Akibatnya, MSF dilempar keluar Ethiopia.
Meski MSF melanjutkan memberikan kesaksian, memberitakan, contohnya, mengenai genosida di Rwandan dan perlakuan orang Rusia pada masyarakat Chec, prioritas utama pekerja adalah menyediakan bantuan medis untuk masyarakat yang dalam kondisi kritis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H