Lihat ke Halaman Asli

Selamat Jalan Musisi Nusa dan Bangsa Deddy Dores

Diperbarui: 18 Mei 2016   11:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya adalah pengagum dan pencinta tembang-tembang Deddy Dores. Saya tidak tahu mengapa semalam suntuk saya menghabiskan waktu dengan mendengar lagu-lagunya.

Pagi ini begitu buka Kompas online kudapat berita bahwa Deddy Dores sang musisi tanah air meninggal dunia.

Sebagai seorang yang mengagumi karya-karyanya saya merasa kehilangan.

Tetapi, saya yakin bahwa dia tidak meninggal. Seorang musisi tak akan pernah mati. Dia akan tetap hidup dalam hati orang-orang yang pernah menikmati karya-karyanya.

Kematian persis seperti gelombang yang menyentuh bibir pantai. Perwujudan luarnya memang menghilang. Namun, bukan berarti ia menghilang. Ia kembali ke hakikat aslinya sebagai lautan.

Deddy Dores sedang berlayar kembali ke sumber kehidupan yakni Allah sendiri.

Yang utama dalam hidup bukan dalam usia berapa Anda mengakhiri hidup, melainkan bagaimana Anda telah memaknai hidup ini. Bukan sejauh mana Anda memberi usia untuk hidup, melainkan apakah Anda telah memberi hidup untuk usiamu.

Deddy Dorres ibarat bunga kebanggaan orang Jepang yakni bunga Sakura. Bunga ini mekar hanya seminggu, tetapi begitu mempesona. Karena itu, dia diberi predikat “Bijin Hakumei– cantik, tetapi berusia pendek.”

Hidup yang diwarnai cinta seperti sakura, tak harus berlama-lama. Perpanjangan hidup hanya akan menjadi yang tak berguna.

Selamat jalan sang musisi bangsa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline