Lihat ke Halaman Asli

Gagal Bukan Bencana

Diperbarui: 8 Mei 2016   20:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sukses terbesar dalam hidup bukan tidak pernah sekali dibanting oleh kegagalan, melainkan berani tidak orang memulai lagi setelah gagal. Ketika Anda harus jatuh karena beratnya perjalanan menuju sukses, jangan menggerutu apalagi berhenti mengayunkan langkah. Gagal hanyalah satu jeda, sebelum Anda berlangkah bebas masuk istana sukses.

Satu hal yang harus dibuat saat dibanting kegagalan adalah memeriksa penyebab kegagalan. Belajar dari kegagalan itu dan memulai lagi. Perlu optimisme besar. Gagal tak pernah bertamu di rumah orang-orang optimis. Sebab, orang optimis tak pernah membuka pintu mempersilahkan kegagalan masuk.  Gagal enggan mengetuk pintu rumah orang-orang yang ulet bekerja. Sebab orang-orang itu tak memiliki waktu untuk menyendengkan teliga pada ketukan itu.

Jepang pernah hancur karena perang. Tetapi, kini menjadi negara maju di segala aspek kehidupan. Satu hal yang membuat negeri Matahari terbit ini berkembang pesat yakni mereka tidak pernah berkutat dalam masa lalu, tetapi fokus membangun masa depan lewat memaksimalkan masa kini. 

Jepang tidak memberi air mata, tetapi mata air untuk semua peristiwa hidup. Bangsa ini punya keyakinan bahwa gagal bukan untuk ditangisi. Kegagalan adalah kesempatan menjadi besar. Gagal bukan bencana, melainkan berkat. Gagal bukan momok, melainkan mosaik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline