Lihat ke Halaman Asli

Pemahaman Arthur Schopenhauer

Diperbarui: 8 Januari 2024   13:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Arthur Schopenhauer (1788-1860) adalah seorang filsuf terkenal yang membahas tentang 'estetika' yaitu Arthur Schopenhauer. Kata "estetika" (estetika) berasal dari kata Yunani aisitanesthai, yang berarti: "perasaan" (persepsi) dan "aistheta, "melihat sesuatu"; (menganggap sesuatu) sebagai suatu paradoks atau persamaan atau kontras dengan hal-hal non-materi. 

Pertumbuhan estetika secara garis besar dibagi menjadi tiga periode, yaitu periode platonis atau dogmatis, periode kritis, dan periode positif. Teori estetika merekonstruksi beberapa rancangan sebelumnya, seperti simbolisme, vitalisme, teologi, yang bertentangan dengan Descartes. Lord Kaimes setuju dengan Burke bahwa mengalami emosi selain kesedihan, seperti ketakutan atau penderitaan empatik, adalah hal yang menyenangkan.

Pemikiran filosofis membedakan dua jenis pengetahuan; ilmu aktif yang mempelajari fenomena alam menjelaskannya dengan cara tertentu. Ilmu normatif mempelajari nilai-nilai kemanusiaan seperti kebenaran, kebaikan dan keindahan. Ilmu aktif didasarkan pada ilmu positif dan normatif yang menggunakan akal dan spekulasi murni. Standar ilmu pengetahuan dibagi menjadi tiga bagian, yang pertama adalah "Logika dengan objek kebenaran", yang kedua "Etika dengan objek kebaikan" dan yang ketiga "Estetika dengan keindahan".

Menurut filsuf Arthur Schopenhauer, estetika berasal dari doktrin filosofisnya tentang supremasi kehendak metafisik seperti landasan makna bagi kehidupan dan seluruh makhluk di dunia. Estetika Schopenhauer merupakan upaya untuk keluar dari pesimisme yang wajar timbul dari pandangan dunia ini.

Schopenhauer berpendapat bahwa pengalaman estetik dibedakan dengan pengalaman-pengalaman lainnya melalui perenungan terhadap objek penghayatan estetis, dimana objek tersebut mendapat jeda sementara dari pertentangan antara hasrat dan objek ke dalam ranah kenikmatan spiritual murni, yang kemungkinan besar memungkinkannya untuk masuk. dunia sebagai representasi mental.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline