Sungguh pilkada DKI Jakarta merupakan momen yang sangat berharga bagi seluruh rakyat Indonesia baik yang berdomisili di Jakarta maupun yang berdomisili di luar Jakarta. Momen berharga karena pada kesempatan pilkada bisa dipakai sebagai ajang untuk menerapkan segala ilmu yang selama ini hanya ada di text book sehingga bisa dipakai juga untuk menguji hipotesa yang ada. Misalkan dalam persepsi masyarakat terdapat hipotesa awal atas diri Anies yaitu kalau Anies itu orangnya adalah santun, rendah hati, rasional dan lain sebagainya. Selain itu pilkada Jakarta merupakan momen yang berharga karena masyarakat bisa melakukan mapping atas partai dan ormas yang ada bagaimana penerimaan mereka atas NKRI, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.
Dengan akan berakhirnya Pilkada DKI Jakarta ini maka rakyat Indonesia sudah mengetahui dengan jelas mana partai dan mana ormas yang membahayakan NKRI, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sehingga mulai saat ini bisa dirancang bagaimana untuk bisa mengkerdilkan mereka dan bila perlu mengenyahkan mereka dari bumi pertiwi Indonesia.
Sedangkan untuk Anies yang hipotesa awalnya santun, rendah hati, rasional dan sebagainya maka akhirnya kelihatan bagaimana Anies itu jati diri sebenar -sebenarnya. Coba disimak pernyataan Anies ini dan dimana logikanya bahwa dalam Pilkada DKI Jakarta ini Anies itu akan memecat Gubernur AHOK ? Anies itu sebagai warga Jakarta hanya mempunyai 1 suara dalam Pilkada Jakarta dan apakah dengan 1 suara bisa memecat Gubernur AHOK ? Kemudian saat Anies diingatkan oleh PKS untuk mengembalikan kejayaan PKS di Jakarta dengan PKS pernah memiliki 30 kursi di DPRD DKI Jakarta maka di jawab oleh Anies bahwa hal itu mudah saja dilakukan. Jadi dengan 2 pernyataan Anies itu maka Anies terlihat sombong sekali dan tidak tahu kewenangan yang Anies miliki sebagai landasan untuk bertindak. Apalagi dalam pernyataan-pernyataan dalam kampanye banyak yang bukan kewenangannya atau perlu kerjasama kewenangannya dengan instansi lain yang begitu mudahnya dijanjikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H