Dalam masa kampanye Pilkada merupakan masa yang menarik karena masing-masing Paslon itu menjelaskan apa visi misi dan program kerjanya apalagi kalau Paslon itu mempunyai latar belakang yang sangat jauh berbeda seperti dalam Pilkada DKI Jakarta DKI Jakarta. Ada Paslon yang berlatar birokrat, militer, pendidik dan pengusaha dimana tentunya masing-masing dalam berkarier itu mempunyai etika perilaku dan sumpah jabatan bagi yang telah menduduki Jabatan Publik. Kalau Pengusaha itu berorientasi laba jadi sangat menarik untuk melihat bagaimana yang bersangkutan bisa sukses membesarkan perusahaannya seperti apakah mempunyai tarck record kredit macet di perbankan, apakah pernah "mengakali" dan bermain-main dengan perhitungan pajak perusahaannya dan lain sebagainya.
Justru ada salah satu Paslon DKI Jakarta Anies Baswedan yang selalu mengumandangkan konsep berkeadilan dalam setiap kebijakannya apabila nanti terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta tapi Anies Baswedan tidak pernah memberikan contoh bagaimana kebijakan yang akan dikeluarkannya. Karena tidak ada kejelasan bagaimana itu contoh kebijakannya maka warga DKI Jakarta dibiarkan untuk bertanya-tanya dan akhirnya hanya mengatakan itu hanya retorika dan sekedar wacana saja.
Karena istilah kebijakan yang berkeadilan itu tidak jelas maka jadi teringat kehidupan masa lalu semasa masih kuliah. Pada tahun lalu berkesempatan diadakan reuni saat kuliah di Perguruan Tinggi setelah sekian kali diadakan secara rutin setiap tahunnya. Saat masa kuliah itu ada 5 mahasiswa yang selalu kelihatan bersama yaitu pergi pulang naik angkutan umum, selalu menunggu jam kuliah berikutnya disiang hari setelah makan di warung tegal menunggu jam berikutnya ada yang menghabiskan waktu di teras masjid sambil belajar dan ada yang menghabiskan waktu di perpustakaan kampus serta ada yang ngobrol di taman dengan teman mahasiswa lainnya. Latar belakang ekonomi keluarganya juga tampak tidak jauh berbeda artinya tidak bisa meninggalkan warisan yang melimpah sehingga anaknya sejak lahirnya sudah berada.
Mereka lulus pada periode tahun yang sama dan berkarier di tempat yang berbeda yaitu ada yang jadi pengusaha, dosen PNS, pegawai Kementrian dan berkarier di BUMN. Setelah 20 tahun kelulusannya dan saat reuni maka akan terlihat bagaimana keberhasilannya mereka dalam karier yang apabila itu diukur dengan materi yang dipergunakan maka akan terlihat sangat menyolok sekali perbedaannya padahal mereka hidup di Ibukota Negara Jakarta. Terus kalau meminjam istilahnya Anies Baswedan yang berkeadilan sosial apakah ini termasuk yang tidak adil karena ada kebijakan Pemerintah DKI Jakarta yang memungkinkan terjadi perbedaan yang menyolok dalam keberhasilan 5 mahasiswa tadi yang hidup di Jakarta ? Tapi kalau melihat dari suasana reuni tersebut tampaknya mereka bahagia bergembira ria seperti layaknya dulu masa kuliah tempo hari.
Belum lagi kalau melihat pengalaman rekan-rekan dari luar Jakarta yang mengadu nasib di Jakarta dan setelah beberapa lama maka terjadi perbedaan yang menyolok diantara mereka dan ini tercermin saat mereka pulang kampung saat hari raya keagamaan. Apakah ini berarti juga bahwa Pemerintah DKI Jakarta dalam mengeluarkan kebijakan itu tidak ada keberpihakan kepada konsep berkeadilan sosial ? Janganlah nanti seperti konsep kepemilikan rumah bagi warga DKI Jakarta harus sewa terus tanpa bisa memilikinya. Program kepemilikan rumah program Anies dengan DP 0% yang jelas ini melanggar ketentuan Bank Indonesia kalau pembelian itu akan dibiayai dengan kredit kepemilikan rumah. Tapi kalau semua DP itu akan diberikan subsidi dengan APBD DKI Jakarta maka bisa mengatasi ketentuan perbankan tersebut....
Untuk Anies masih ada waktu untuk menjelaskan semua visi misi dan program dengan lebih jelas pada puteran II Pilkada DKI Jakarta nanti dan jangan nanti ketidakjelasan ini membuat warga penasaran lalu mengulas di media sosial lalu Anies berkeluh kesah curhat kalau misi misi programnya menjadikan Anies di bully di media sosial atau ini sebagai satu strategi untuk di bully lalu terkesan di zolimi ? Ingatlah Anies bahwa pemilih sekarang itu sudah semakin cerdas dan pintar berkat Anies dulu Menteri Pendidikan Nasional juga yang menduduki ranking ke-9 dalam pengelolaan anggarannya......
Salam perubahan untuk perbaikan kehidupan yang lebih baik lagi......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H