Lihat ke Halaman Asli

Matinya Lembaga Survey Kita...

Diperbarui: 8 Oktober 2016   10:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menjelang perhelatan politik yang melibatkan partisipasi masyarakat secara luas seperti pemilu Presiden maupun Pilkada maka masyarakat akan disuguhkan dengan berita - berita hasil survey atas kecenderungan pilihan dari para pemilik suara atas pasangan calon tertentu. Tidak terkecuali dengan Pilkada DKI Jakarta ini yang lagi-lagi masyarakat disuguhi dengan hasil survey yang berasal dari beberapa Lembaga Survey yang hasilnya tidak sejalan bahkan malah bertentangan antar hasil survey Lembaga Survey tersebut.

Sebetulnya survey itu sudah biasa dilakukan oleh perusahaan khususnya dalam rangka untuk penciptaan produk baru atau dalam rangka untuk mengetahui efektivitas hasil program promosi khususnya promosi dalam bentuk iklan maupun dalam rangka perbaikan kualitas layanan. Survey itu pada prinsipnya menggunakan ilmu statistik dengan metodologi yang dapat diuji oleh siapapun apabila ingin mengetahui validitas hasil surveynya. Dan lebih kritikal adalah survey itu dirancang, dilaksanakan, diolah dan dihitung oleh manusia yang punya rasa, pikiran, dan kepentingan dalam melaksanakan survey itu. Jadi manusia dibelakang survey itu yang menentukan dapat atau tidak dapatnya hasil survey itu dipercaya untuk membantu mengambil kesimpulan atas suatu masalah. Jadi disini etika dari orang-orang yang melaksakan survey itu yang menentukan dan bukannya gelar akademisi apalagi gelar kebangsawanan yang melekat di manusia penyelenggara survey itu. Jadi disini tidak tertutup kemungkinan terjadi pelacuran intelektual dari para penyelenggara survey itu.

Lalu bagaimana sikap kita selaku pembaca media masa yang tidak bisa menghindarkan diri adanya berita hasil survey yang diterbitkan. Perlu kearifan dari segenap pembaca apabila koran atau medsos memuat hasil survey itu. Untuk sementara mungkin jalan terbaik apabila saat kita di pagi hari baca koran sambil ngopi dan makan pisang rebus maka sebaiknya halaman koran yang memuat berita survey itu dipakai saja untuk membungkus sampah kulit pisang rebus itu untuk kemudian dibuang ke keranjang sampah. Kalau itu ada di medsos maka sebaiknya di skip saja berita itu. Mengapa hal ini harus dilakukan karena pada periode Pemilu dan Pilkada seperti pada saat ini Lembaga Survey Kita itu pada mati suri sehingga hasilnya tidak dapat dipertanggung jawabkan hasilnya......

Salam perubahan untuk kehidupan yang lebih baik lagi....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline