Lihat ke Halaman Asli

zahwan zaki

Alumni IAIN SAS Babel (Pendidikan) dan Alumni STIA-LAN Jakarta (Bisnis)

Derita Petani Ubi Jalar: Sudah Panen, Tetapi Tidak Laku

Diperbarui: 27 Agustus 2020   19:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Hasil Panen Ubi Jalar / Dokpri.

Menjadi petani adalah sebuah pilihan. Mengapa? Karena dengan menjadi petani berarti siap bekerja keras untuk memperoleh hasil tani yang berlimpah ruah, tidak terkecuali pilihan menjadi petani ubi jalar.

Pada tulisan saya kali ini akan mengulas tentang ubi jalar dari sisi harga jual sekarang dan potensi usaha dari ubi jalar. Sebelumnya saya pernah mengulas tentang ubi jalar dengan tulisan saya yang berjudul “Bisakah Kaya Dari Berkebun Ubi Jalar?”.

Masa panen ubi jalar saya di Desa Payabenua Kab. Bangka, telah tiba atau sudah waktunya untuk bisa dipanen. Sebelum saya memanen, saya survey harga pasar dahulu, tentang harga per kilo gram untuk ubi jalar. Jawabannya sangat tidak menguntungkan, di pasar besar Kota Pangkalpinang ubi jalar tidak ada penampung atau pembeli yang berani menampung dalam jumlah besar. 

Kemudian, untuk tengkulak kampung hanya berani membeli sebanyak satu atau dua karung saja, itupun dengan harga murah. Ubi jalar dengan bentuk agak besar dihargai Rp.2.500 / kg, dan untuk ubi jalar ukuran kecil dihargai Rp.2.000 / kg.

Untuk menyiasati kondisi tersebut, saya lakukan dengan memanen ubi jalar tidak dalam waktu bersamaan atau dipanen paling banyak satu atau dua karung saja. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga ubi jalar bisa dihargai, walaupun harga murah. Rata-rata digali untuk dijual seberat 100 kg. 

Foto: Saat Panen Perdana / Dokpri.

Ada beberapa faktor kemungkinan yang membuat murahnya harga jual ubi jalar saat ini, yaitu:

 1) Faktor banyaknya hasil panen petani ubi jalar dalam waktu bersamaan. Memang benar, di kampung saya saat ini banyak petani sedang panen ubi jalar, tentunya hal inilah membuat ubi jalar di pasar sedang berlimpah. Ditambah lagi permintaan pembeli akan ubi jalar saat ini memang sedang sepi.

2) Faktor ekonomi masyarakat sedang lesu akibat covid-19. Inilah faktor utama dari murahnya harga ubi jalar di pasaran. Pendapatan masyarakat saat ini sedang menurun, tentunya masyarakat lebih banyak membeli untuk kebutuhan pokok lainnya. 

Dengan kondisi murah harga ubi jalar dan sulitnya untuk menjual ubi jalar saat ini atau kesannya tidak laku, bertambahlah derita hidup petani ubi jalar di kampung saya. Kondisi ini tidak diharapkan oleh petani ubi jalar di waktu sebelum menanam dahulu, yang harapannya hasil panen dari berkebun ubi jalar salah satunya untuk membantu kondisi ekonomi keluarga sebagai pengganti murahnya harga komoditas  tanaman karet dan lada. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline