Lihat ke Halaman Asli

zahwan zaki

Alumni IAIN SAS Babel (Pendidikan) dan Alumni STIA-LAN Jakarta (Bisnis)

Tanggal 21 Juni, Wafatnya Sang Penyambung Lidah Rakyat

Diperbarui: 23 Juni 2020   12:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Saya Waktu Ziarah Di Pemakaman Bung Karno (19 Juli 2019)

“Di sini dimakamkan Bung Karno Proklamator Kemerdekaan dan Presiden Pertama Republik Indonesia, Lahir 6 Juni 1901, Wafat 21 Juni 1970, Penyambung Lidah Rakyat”


Kesan Saya Terhadap Bung Karno

Sudah banyak buku-buku, tulisan-tulisan yang menggambarkan dan menceritakan sosok Bung Karno, baik menceritakan tentang masa kecil beliau, masa kuliah beliau, masa perjuangan sebelum kemerdekaan, masa setelah kemerdekaan atau menceritakan tentang Keluarga beliau, semuanya tak pernah habis untuk diceritakan.

Saat itu saya masih duduk di bangku kuliah, tapi saya bersyukur bisa membaca buku ringkasan biografi beliau. Beliau terkenal cerdas dari kecil. Beliau menuntut ilmu dengan tekun. Semasa hidupnya selalu berjuang dan memikirkan nasib Bangsa, nasib rakyat Indonesia. 

Dengan membaca biografi Bung Karno, membuat kita bersemangat dalam belajar, membuat kita terasa memiliki banyak kekurangannya, karena belum memberikan sumbangsih untuk Bangsa. Bung Karno adalah bapak Bangsa, dan Bung Karno adalah Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.

Bung Karno Wafat Pada Tanggal 21 Juni 1970

Hari ini tanggal 21 Juni 2020, bertepatan dengan 50 tahun kepulangan sang Proklamator Kemerdekaan dan Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno atau Bung Karno. Bung Karno wafat pada hari minggu, 21 Juni 1970 pukul 07.00 WIB, dalam usia 69 tahun.

Bung Karno di makamkan di Blitar, Jawa Timur. Makam Bung Karno berdampingan dengan makam kedua orang tuanya. Pada makam Bung Karno terdapat nisan yang terbuat dari batu pualam besar berwarna hitam, bertuliskan: “Di sini dimakamkan Bung Karno, Proklamator Kemerdekaan dan Presiden Pertama Republik Indonesia, Penyambung Lidah Rakyat”.

Mengenang Kembali Pemikiran Bung Karno: Kapitalisme Bangsa Sendiri? (Fikiran Ra’jat, 1932)

Di dalam salah satu rapat umum saya pernah berkata, bahwa kita bukan saja harus menentang kapitalisme asing, tetapi harus juga menentang kapitalisme bangsa sendiri. Hal ini telah mendapat pembicaraan di dalam pers, dan siapapun mendapat beberapa surat yang minta hal ini diterangkan sekali lagi dengan singkat.

Dengan segala senang hati saya memenuhi permintaan-permintaan itu. Sebab soal ini adalah soal yang mengenai beginsel (prinsip). Beginsel, yang harus dan mesti kita perhatikan, jikalau kita mengabdi kepada rakyat dengan sebenar-benarnya, dan ingin membawa rakyat itu ke arah keselamatan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline