Lihat ke Halaman Asli

Pagelaran Tari Gunungan Sempuyun, Wisata Budaya Pujon- Malang

Diperbarui: 16 Mei 2018   03:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : Sanggar Tari Sempuyun Pujon Malang

Kompas, Pujon -  Pagelaran seni budaya masih merupakan sajian yang menarik untuk dinikmati selain unik dengan segala keindahan kreasinya. Apalagi yang masih terbilang tradisional. Kesan istimewa dan elok pasti ada, terlebih dalam penampilannya dikemas sebagai sendratari atau wayang orang dan panggung yang menarik, beda dengan lainnya.

Clasik, ya clasik. Namun yang menjadi ciri khas kebudayaan Indonesia yang layak untuk selalu ditayangkan dan dibanggakan.

Tari Gunungan Sempuyun

Dalam rangka ' Grand Opening ' Taman Wisata Budaya Pujon - Malang ( 14/5/18) Kemarin. Alat musik tradisional bertalu, mengiang, mengiringi sendratari diatas panggung disana, dengan bakcground alam pegunungan yang berjajar dan berpayung angit lepas. Satu sajian unik yang luar biasa dengan segala pesona dan panorama yang akan hanya bisa ditemukan dengan berkunjung kesana.

Penari Sanggar Sempuyun di Acara Grand Opening Taman Wisata Budaya Pujon - Malang

Pagelaran perdana diatas panggung taman budaya kali ini adalah Sendra Tari, yang mengisahkan seorang ksatria yang sedang menjalankan pertapaan dan diganggu oleh raksasa. Pertempuran terjadi dan dimenangkan oleh ksatria.

Agus Siroj Hudi ( Mas Ade ) Pembina Sanggar Tari Tradisional Paguyuban Sempuyun Pujon - Malang

Tarian ini menggambarkan bahwa dalam hidup memerlukan perjuangan, dan dengan semangat tekun dan rajin, akhirnya segala rintangan bisa dilalui dan berhasil menuju tujuan hidup.

Pagelaran dimulai dengan tarian Gunungan Sempuyun. Diperagakan oleh delapan anak-anak dengan membawa gunungan besar dan tiga yang membawa gunungan kembar.

Foto : Sanggar Tari Sempuyun dalam Sendra Tari Bambang Cakil di Taman Wisata Budaya Pujon Malang

Tarian tersebut menggambarkan kebersamaan yang kukuh, menjunjung tinggi budaya Guyub Rukun, demikian penuturan sang kreator musik  dan tari gunungan sempuyun (Mas Ade).

Mas Ade katakan, "Yang ingin saya sampaikan dengan tari ini, khususnya pada siswa tari saya adalah Guyub Rukun dan kebersamaan harus salalu diingat dan dilestarikan, itu adalah  warisan budaya yang memiliki nilai pitutur luhur. Dalam kreasi, saya gambarkan dengan gerak dan properti gunungan. Maksudnya, setinggi apapun menjulang ingat, masih ada rumput, masih ada langit diatas kita. 

Sejauh apapun kita dan perbedaan wujud, kita adalah satuan sama dari tanah. Jangan merasa terpisah hanya karena lebih tinggi, atau sombong karena lebih besar. Kita adalah satu atau tim yang saling melengkapi, untuk keindahan, kedamaian, mahakarya Ilahi.". Ungkap, Seniman kelahiran asli Desa Wisata Pujon Kidul, yang memiliki nama lengkap Agus Siroj Hudi.

Mas Ade lanjutkan, " Kebetulan juga daerah kami memang dikelilungi pegunungan seperti yang dapat kita lihat, sejuk, nyaman dan asri. Harapanya semoga tari kreasi inipun akan menambah kesejukan, keasrian pada saat mana dipakai dalam pagelaran apapun. Juga, menjadi motivasi siswa siswi saya agar, dalam seni tari adalah penting kekompakan, guyub rukun dan tidak saling menonjolkan diri, apalagi menyisihkan yang lain dengan alasan apapun. Bersama kita bisa, bersama kita lebih indah" pungkas Pencetus ide dan pembina Sanggar Tari Tradisional Anak - anak Sempuyun Pujon, Malang - Jatim. (An/ko)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline