Seorang teman bernama Heny pernah bercerita pada saya tentang ketidakpuasannya dengan sistem pelayanan di Unit gawat darurat ( UGD ) sebuah rumah sakit swasta di wilayah Surabaya selatan. "Mbak, pelayanan di Unit gawat darurat sini ternyata lama ya" " Oya, mohon maaf, kamu sakit apa sehingga harus ke UGD ?" " Jariku kemasukan duri mawar, sudah mulai bengkak" " Oh begitu, kira - kira pasiennya ketika kamu berobat waktu itu banyak tidak?" " Ada kecelakaan mbak. Ambulance datang bawa tiga pasien, Aku sempat lihat. whuiiih berdarah - darah..aku ngeri lihatnya sampai aku kepingin pulang saja tidak jadi berobat, tapi jariku sudah tidak tahan sakitnya.Ya terpaksa aku menunggu"
Begitu sedikit percakapan saya dengan seorang teman yang mengadu cara pelayanan pasien di UGD. Ya, memang ruang Unit Gawat Darurat selalu identik dengan kecelakaan dan berbagai peristiwa darurat lain yang berkaitan dengan kebutuhan untuk pertolongan segera. Bagi orang yang berkecimpung di dunia medis tentu sudah sangat paham dengan model pelayanan di UGD. Mari kita lihat satu persatu bagaimana sebenarnya pelayanan di UGD.
Unit Gawat Darurat atau UGD dan beberapa ada yang menyebut juga IRD ( Instalasi Rawat Darurat ).IGD ( Instalasi Gawat Darurat ) maupun Emergency Room. Adalah sebuah unit yang melayani pasien dalam kondisi gawat darurat berdasarkan Triage ( Triase ) yang ditentukan oleh dokter UGD. Sedangkan Triage adalah sebuah tindakan pengelompokan pasien berdasarkan berat ringannya kasus, harapan hidup dan tingkat keberhasilan yang akan dicapai sesuai dengan standar pelayanan UGD yang dimiliki. Triage dilakukan hanya dalam waktu 60 detik tanpa intervensi tindakan apapun. Awal mula Sistem Triage digunakan oleh seorang dokter Militer bernama Dominique Jean Larrey . Triage sendiri berasal dari bahasa Perancis trier yakni seleksi berdasar prioritas kegawat daruratan kondisi seeorang yang membutuhkan bantuan medis. Mengapa perlu dilakukan Triage dan apa sebabnya di UGD tidak berlaku sistem antrian seperti di poliklinik rawat jalan?
Setiap Unit Gawat Darurat selalu mengupayakan efisiensi dan efektifitas pelayanan. Sedapat mungkin mereka berupaya menyelamatkan sebanyak - banyaknya dalam waktu sesingkat singkatnya bila ada kondisi pasien dengan kegawat daruratan medis datang berobat ke UGD. Dengan demikian sumber daya manusia dan sarana di UGD sangat menentukan keberhasilan pelayanan kepada pasien. Di Poliklinik pada umumnya pasien yang datang adalah pasien dengan keluhan yang berulang maupun keluhan yang masih dapat ditunda. Sangat jarang pasien dengan kecelakaan dan bencana alam atau serangan jantung dan stroke di bawa ke poliklinik. Kendati ada kasus gawat darurat seringkali diarahkan ke UGD untuk segera mendapat bantuan agar tidak tertunda dalam antrian panjang pelayanan poliklinik. Sumber daya manusia sangat memegang peran penting untuk tercapainya kepuasan para pasien di UGD. Dokter dan paramedis yang bertugas di UGD dituntut untuk dapat melakukan triase secepat dan setepat mungkin. Ilmu teoritis dan pengalaman sangat penting bagi petugas UGD, agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan pemilahan saat triase.
( Ilustrasi dok pri/bcrt/2012 )
Triase dikelompokan dalam beberapa macam dengan cara tanda berikut: pasien dengan tanda status merah berarti membutuhkan pertolongan darurat dan cepat, tanda kuning berarti pelayanan dapat ditunda, tanda hijau pasien tidak dalam kondisi gawat darurat dan dapat ditunda. Sedangkan tanda hitam berarti pasien sudah tidak dapat ditolong dan usia harapan hidup sangat tipis. Ruang UGD atau instalasi rawat darurat erat kaitannya dengan keberadaan ambulance yang mengirim pasien. Pada kasus kasus kecelakaan dan serangan jantung maupun stroke sudah dapat dipastikan Ambulance yang lebih banyak membawa pasien dengan kategori merah. Maka dari itu ketika pasien yang datang terlebih dahulu dengan kasus tergolong kondisi triase kelompok hijau kadang terpaksa ditunda pelayanannya untuk segera mendahulukan kasus kecelakaan misalnya luka bakar, kecelakaan, stroke dan serangan jantung. Lebih jelasnya dapat kita beri contoh misalkan pada pasien label merah adalah pasien dengan keadaan gawat darurat kecelakaan, patah tulang, perdarahan otak dan luka bakar atau pasien dengan serangan hipertensi stroke, kegagalan fungsi jantung dan gagal nafas, tidak sadar. Sedangkan pada pasien dengan label kuning adalah pasien misalnya dengan penyakit infeksi luka ringan, usus buntu, patah tulang, luka bakar ringan. Pasien yang mendapat label hijau adalah pasien dengan kondisi kesehatan yang masih dapat ditunda pelayanan, misalkan benturan memar di permukaan kulit, luka lecet, tertusuk duri, dan demam ringan, radang lambung. Pasien dengan tanda triage hitam adalah pasien yang tidak memungkinkan memiliki harapan hidup kendati dilakukan tindakan medis. Misalnya pasien dengan kondisi kerusakan berat dari seluruh organ penting tubuh, misalnya akibat kecelakaan, bencana alam dan luka bakar. Seorang petugas kesehatan di ruang Unit gawat darurat harus peka menggunakan kemampuan mata, telinga, indra peraba lebih peka, tanggap situasi, cepat dan tepat dalam menilai perubahan mendadak pasien yang berada di UGD, sewaktu - waktu kondisi status triage bisa berubah. [caption id="attachment_213831" align="aligncenter" width="300" caption="UGD/Romana Tari/2012"]
[/caption] Menunjang kelancaran pelayanan UGD tak kalah penting adalah kesigapan petugas Ambulance selama dalam perjalanan dari menjemput pasien hingga ke rumah sakit untuk mendapat pelayanan Unit Gawat darurat. Dalam perjalanan petugas UGD yang menjemput juga sudah melakukan triage dalam perjalanan dan melakukan koordinasi pada petugas UGD yang siap menyambut kedatangan ambulance untuk penanganan lebih lanjut.
( Ilustrasi dok pri/bcrt/2012 )
Semoga informasi tentang pelayanan di ruang Unit Gawat Darurat dengan model pemilahan menggunakan Triage dapat menambah wawasan sistem pelayanan kesehatan. Salam hangat WPC Kolaborasi Kampretos Arif Subagor dan Romana Tari ( foto - foto dokumen pribadi ) http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2012/09/08/weekly-photo-challenge-foto-kolaborasi/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H