Praktis dan hemat, slogan yang seringkali membuat kaum wanita tergiur memilih pembalut yang murah meriah. Namun bila yang murah meriah itu merugikan kesehatan kita tentu tidak baik.
Sebagai contoh kasus adalah reaksi alergi pembalut seperti yang dialami oleh Nia ( nama samaran ) 18 tahun, remaja yang mengeluh mengalami peradangan yang ditandai perubahan warna vulva menjadi kemerahan, gatal dan luka lecet ( iritasi ) pada alat kelamin luar vagina.
Orangtua Nia sempat cemas dan kuatir putrinya terkena penyakit kelamin, namun ternyata setelah diperiksa dokter kandungan, Vulvitis atau peradangan pada vulva yakni daerah luar organ kelamin wanita yang dialami Nia adalah reaksi alergi dari pembalut wanita.
Perawatan kesehatan wanita sebenarnya tidak rumit namun bila tidak tepat akan berdampak infeksi, terutama saat perawatan ketika menstruasi. Organ kewanitaan merupakan area yang lembab dan sensitif. Sirkulasi udara kurang dan berpotensi menjadi sarang kuman berkembang biak bila seorang wanita kurang peduli kebersihan dirinya.
Dalam kebidanan salah satunya reaksi alergi yang sering dijumpai adalah vulvitis, yakni peradangan pada daerah vulva atau area alat kelamin luar wanita.
Ada beberapa penyebab lain terjadinya peradangan dan infeksi pada vulva ini selain alergi pembalut, antara lain bakteri, virus, perubahan hormonal, kurang menjaga kebersihan, penyakit sistemik, obat kimia, alergi sabun pencuci vagina, alergi kondom dan lain - lain.
Apa gejala Vulvitis tersebut?
Bila menemukan gejala organ luar kewanitaan terasa gatal,panas seperti terbakar, terasa bengkak meradang, kulit luar alat kelamin berubah warna kemerahan disertai ( atau tanpa ) bintik - bintik merah berair bahkan terjadi lecet ( iritasi ), kulit luar vagina tampak kasar dan bersisik kemerahan, kadang disertai keluhan keputihan.
Bila pembalut tidak segera diganti jenisnya maka akan reaksi alergi berpotensi terjadi infeksi pada organ vagina bagian dalam sehingga terjadi vaginitis atau peradangan pada vagina.
Apa yang harus dilakukan bila seseorang mengalami reaksi alergi pembalut wanita?
- Segera hentikan penggunaan pembalut tersebut dan ganti jenis lain yang cocok, bila perlu gunakan pembalut buatan sendiri berbahan handuk atau katun lembut.
- Mengenakan pakaian dalam yang longgar dan berbahan katun. Hindari pemakaian celana dalam ketat dan berbahan sintetis
- Sesering mungkin mengganti pembalut, hindari penggunaan tampon atau douch vagina terlebih saat menstruasi
- Hindari penggunaan obat - obat salep tanpa pemeriksaan dokter. Pemberian salep pada area kewanitaan harus dipastikan dulu penyebabnya, apakah alergi, jamur atau infeksi.
- Membersihkan daerah kewanitaan terlebih dahulu hingga bersih baru daerah dubur, dengan arah cebok dari depan menuju belakang. Lalu keringkan dengan handuk bersih.
- Konsultasikan dengan dokter kandungan atau bidan untuk mendapat pengobatan agar radang vuva tersebut tidak semakin meluas.
- Sebaiknya ketika membersihkan vagina tidak menggunakan sabun cairan pembersih vagina maupun pewangi yang mengandung zat kimia.
- Tidak disarankan agar tidak menggunakan cairan pencuci vagina yang mengandung antiseptik dan aneka ramuan untuk pembilas vagina. Meskipun seseorang tidak mudah alergi tetapi penggunaan cairan berbahan kimia untuk pencuci dan pembersih area kewanitaan dapat mempengaruhi kondisi alami vagina dan melemahkan kuman baik yang melindungi dari infeksi alat kelamin.
Semoga bermanfaat