Mendengar nama Pondok Pesantren Salafiyah Bihaaru Bahrri 'Asali Fadlaailir Rahmah, agaknya kurang familiar di telinga kita, tapi orang akan segera tahu jika kita menyebut masjid Tiban. Padahal sebenarnya lokasi yang kami kunjungi saat liburan Imlek kemarin bukanlah masjid , tetapi pondok pesantren yang sangat indah dan megah bangunannya. Pesantren ini dihuni sekitar 150 santri laki-laki dan perempuan. Memang ada masjid dan tempat sholat berada dalam satu lokasi pondok pesantren seluas 4 ha tersebut. Menurut salah satu santri yang enggan menyebutkan namanya dan kami panggil "Gus ", mengatakan bahwa tidak benar bahwa bangunan pondok pesantren ini tiba - tiba muncul begitu saja. Sudah bertahun - tahun mereka membangun secara bertahap dan dengan tenaga inti para santri sendiri. Bilamana ada donatur yang sukarela ingin membantu baik tenaga, keahlian dan dana maka itu adalah kesadaran mereka sendiri bukan karena diminta pihak pesantren. Pembangunan pondok pesantren ini tidak mendatangkan ahli arsitektur khusus namun murni hasil kerja keras para santri dan penduduk setempat.
Bangunan pondok pesantren ini terdiri dari 10 lantai. Tersedia lift khusus untuk para santri namun bagi pengunjung dipersilahkan menggunakan tangga. Tidak terasa melelahkan karena pengunjung cukup banyak dan semangat naik tangga bersama- sama. Disediakan tangga khusus untuk pengunjung laki - laki dan tangga khusus pengunjung perempuan.
Saat kami mengagumi beberapa ornamen hiasan dinding maupun lukisan yang ada pada tembok pesantren, salah satu santri laki - laki menjelaskan bahwa semua itu adalah hasil citarasa seni yang tinggi dari para santri yang tinggal di situ. Sungguh mengherankan membayangkan rumitnya detail ornamen dan luasnya dinding yang dihias serupa dengan keramik asli, namun setelah diamati ternyata cetakan ukiran dari semen yang dicat dasar warna putih lalu dilapisi dengan cat warna emas, biru dan hijau.
Tak sedikit pula bagian dinding maupun ruang yang berhias dengan batu marmer asli. Singkatnya kami hanya bisa berdecak kagum. Beberapa bagian dinding pesantren tercetak ukiran dengan berbagai macam ornamen yang menarik, mulai dari motif dedaunan, bunga dan aneka jenis tanaman. Semua itu tidak membeli jadi namun bahan datang dari banyak donattur dan dikerjakan sendiri oleh para santri dan beberapa orang yang menyumbangkan keahliannya secara cuma- cuma.
Lorong tangga yang kami lewati pertama kali masuk sangat indah dan megah, sayangnya cuaca malam itu hujan deras dan hasil foto tampak kurang jelas. Namun demikian tidak mengurangi suasana sakral dan suci saat memasuki ruangan demi ruangan. Tampak huruf kaligrafi Arab menghiasi setiap sudut dinding. Sempat beberapakali listrik padam namun heran tak ada rasa takut meskipun Berada dalam lorong tangga yang gelap. Yang ada hanyalah perasaan kagum dan tenang berada di lingkungan pondok pesantren nan megah tersebut.
Meskipun suasana malam saat kami kunjungan hujan lebat mengguyur dan penerangan listrik sempat padam beberapa kali, namun tampaknya arus pengunjung dari luarkota terus menerus berdatangan silih berganti. Menurut Ika salah satu pengunjung dari Jakarta yang sedang berlibur mengungkapkan, rasanya belum lengkap mengunjungi kota Malang tanpa singgah ke pondok pesantren tersebut. Bukan sekedar penasaran tetapi sekaligus menjadi wisata rohani baginya. Sekedar informasi, fasilitas yang disediakan cukup lengkap ada banyak gerai dan pasar seni tempat jual beli kerajinan tangan maupun perlengkapan sholat cukup lengkap, mulai dari kerudung, mukena, tasbih, peci dan sajadah maupun pernak - pernik hiasan lainnya. Hebatnya lagi tempat jual beli yang berada dilingkungan pondok pesantren itu taat untuk menutup kios mereka tempat berjualan sesuai jam sholat lima waktu yang diumumkan melalui pengeras suara. Meskipun anda hendak belanja harus sabar hingga waktu sholat usai dan buka kembali.
Bagi yang merencanakan untuk berkunjung ke pondok pesantren tersebut, alamatnya adalah Jalan KH Wahid Hasyim Gg Anggur no 10 /RT 07/ RW 06, Sananrejo- Turen Malang Jawa Timur. Tak kenal maka tak cinta,maka kenalilah kekayaan dan keanekaragaman Religius Indonesia dalam kesantunan dan kerukunan saudara setanah air. Salam hangat Bidan Romana Tari Gambar Pintu gerbang gambar awal diunduh dari web Pesantren Turen, selebihnya dokumen pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H