Lihat ke Halaman Asli

Tindakan Episiotomi Saat Bersalin, Haruskah Dilakukan?

Diperbarui: 4 April 2017   18:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1326710914165193483

[caption id="attachment_164085" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Episiotomi  atau pengguntingan jalan lahir saat proses persalinan seringkali menjadi topik pembicaraan yang mencemaskan bagi para ibu hamil, termasuk tentang  perawatan luka jahitan paska bersalin. Begitu banyak ibu hamil terutama yang baru pertamakali akan melahirkan dihinggapi rasa takut  tentang proses persalinan dengan tindakan episiotomi ini. Sebenarnya apa dan mengapa proses episiotomi ini dilakukan? Episiotomi adalah sebuah tehnik atau tindakan memperluas jalan lahir pada vagina dengan melakukan pengguntingan jaringan otot pada jaringan otot  antara vagina dan dubur , jaringan kerampang inilah yang disebut dengan perineum. Adapun tujuan dari tindakan ini tidak semata - mata hanya mengusahakan perluasan jalan lahir  namun juga dilakukan berdasarkan beberapa indikasi medis kebidanan. Diantaranya adalah pada kasus bayi yang besar, dilakukan tindakan bantuan persalinan dengan alat misalnya vakum ekstraksi, bayi dengan kelainan letak sungsang, kelainan posisi kepala bayi pada jalan lahir dan perineum yang kaku sulit meregang, keadaan bayi yang gawat misalnya mengalami penurunan detak jantung, salah satu upaya untuk mempercepat proses kelahiran bayi pada ibu dengan resiko penyakit misalnya ibu mengalami tekanan darah tinggi, dan pada kasus - kasus darurat kebidanan lain  yang terjadi sewaktu - waktu. Lalu apakah tindakan ini harus rutin dikerjakan pada ibu yang akan bersalin? Tindakan episiotomi ini tidak menjadi sesuatu yang rutin dilakukan  saat menolong persalinan dengan syarat bahwa keadaan jalan lahir terutama perineum elastis dan mampu meregang dengan cukup luas ketika kepala bayi akan melalui jalan lahir. Pada ibu bersalin yang ke dua dan ketiga kalinya atau lebih maka  perineum sudah melunak  elastis dan dengan mudahnya teregang saat dialui kepala bayi. Pada kondisi demikian tentu tindakan episiotomi tidak perlu dikerjakan. Namun pada kasus dimana kepala bayi sudah terlalu lama berada didasar panggul  dan pembukaan sudah 10 cm  juga akan membahayakan bagi bayi bila dibiarkan terlalu lama. Oleh karena itu pada persalinan normal seorang dokter dan bidan akan mempunyai beberapa pertimbangan yang menjadi alasan medis  kebidanan mengapa dilakukan tindakan pengguntingan jalan lahir. Sebenarnya ada tidak manfaat dari tindakan episiotomi itu bagi ibu bersalin? Tentu saja tindakan episiotomi dilakukan dengan berbagai pertimbangan manfaat antaralain; Mencegah terjadinya robekan pada perineum yang lebih luas terutama pada bayi yang besar,  mencegah penekanan  pada kepala bayi prematur di dasar panggul terlalu lama khususnya pada ibu yang perineumnya kaku , mengupayakan agar penekanan pada kandung kemih dan dubur tidak terlalu lama agar jaringan otot sekitar dasar panggul tidak lemah dan mencegah robekan yang tidak teratur secara spontan bisa terjadi pada ibu bersalin dengan kondisi otot perineum yang kaku. Tujuan pengguntingan ini untuk membantu agar luas vagina memungkinkan dilalui bayi,  area perlukaan  perineum lebih teratur dan tidak merusak jaringan otot hingga ke dubur, mempersingkat waktu pemulihan luka. Proses penyembuhan luka pada jahitan yang meluas sampai ke dubur tentu akan membutuhkan waktu penyembuhan lebih lama. Ada tidak ibu bersalin yang tidak perlu dilakukan pengguntingan jalan lahir? Pada beberapa ibu bersalin ada yang memiliki otot perineum yang sangat lentur dan elastis, pada keadaan ini sangat menguntungkan bagi ibu dan bayi karena tindakan episiotomi jelas tidak diperlukan. Lalu apa yang bisa dilakukan pada ibu yang menginginkan proses persalinan tanpa episiotomi ini? Bisa dengan latihan senam kegel yang dipersiapkan jauh-jauh hari sebelum persalinan dan mengikuti tehnik persalinan dengan bimbingan relaksasi penuh, latihan pemijatan ringan pada daerah perineum sejak kehamilan, senam dan pertolongan pada asuhan persalinan normal oleh bidan. Pada asuhan persalinan normal ini, meskipun pada kehamilan pertama bilamana tidak ada indikasi  atau tindakan bantuan darurat untuk keselamatan bayi maka tindakan episiotomi tidak rutin dilakukan. Mengapa jaman dulu jarang ada ibu bersalin yang digunting dan dijahit ya? Memang benar, namun tidak berarti semua ibu bersalin  jaman dulu terutama yang pertamakali melahirkan akan mulus tanpa robekan jalan lahir. Ada beberapa tingkatan robekan pada daerah perineum, dimana pada derajad robekan yang ringan misalnya hanya lecet dan sedikit perlukaan pada kulit  luar vagina  atau perineum tentu tidak memerlukan tindakan dijahit, namun bila pada tingkat perlukaan  cukup parah perlu menyatukan jaringan luka dengan dijahit. Jaman dulu kenapa tidak selalu robek? Ada beberapa kemungkinan. Pertama yakni faktor elastisitas atau kelenturan otot sekitar vagina ibu hamil jaman dulu sangat bagus  juga menjadi alasan. Kedua sebenarnya ada robekan tetapi tidak dijahit, maka jaman dulu ibu paska bersalin tidak boleh turun dari tempat tidur, kaki tidak boleh ditekuk dan kaki dirapatkan dengan kain, Perawatan model  tradisional ini mereka maksudkan agar luka robekan dapat menyatu kembali walaupun dengan resiko infeksi.Luka robekan melahirkan bila terus menerus mengeluarkan darah dapat menyebabkan ibu mengalami kekuarangan darah atau anemia. Meskipun merembes sedikit sedikit bila terus menerus sangat berbahaya bagi ibu, maka pilihan menjahit luka salah satunya adalah mencegah perdarahan jalan lahir. Lalu  selain itu juga jumlah persalinan juga menjadi alasan bila ibu jaman dulu  pernah melahirkan beberapa kali maka keadaan jalan lahir akan semakin elastis, apalagi bila bekas luka pada persalinan lalu tidak sembuh sempurna atau tetap terbuka dan sembuh. Disebutkan dalam salah satu literatur kebidanan bahwa faktor keturunan juga menjadi penyebab" Contohnya pada jaringan otot perineum wanita kulit putih tidak sekuat dan seelastis jaringan perineum pada wanita berkulit gelap dalam menahan peregangan saat kepala bayi lahir"( Keperawatan Maternitas, Bobak ). Bisa tidak robekan pada jalan lahir dicegah? Pada wanita yang aktif bergerak sering jalan dan rajin senam kegel diharapkan elastisitas otot juga semakin baik dalam menahan regangan ini. pencegahan secara khusus tidak ada, mencegah bayi besar dengan pola makan sehat dan tidak  berlebihan kenaikan berat badan selama hamil, menjaga kehamilan agar bayi tidak terlahir prematur, dan yang perlu diperhatikan pada saat dimulainya proses mengejan sebaiknya ibu bersalin mengikuti bimbingan bidan, kapan saat mengejan, kapan saat menarik nafas dan bagaimana posisi bersalin. Posisi saat bersalin pada saat sekarang tidak selalu harus terlentang, disebutkan dalam sebuah teori kebidanan bahwa posisi miring lebih menguntungkan karena tegangan pada otot daerah perineum akan lebih ringan dan proses peregangan akan terjadi perlahan secara bertahap. Oleh karena itu menjelang proses persalinan maka ibu dianjurkan lebih banyak tidur dalam posisi miring. namun demikian pada saat persalinan posisi terlentang , jongkok  juga  bisa menjadi pilihan, yang penting ibu bersalin relaks dan nyaman. Benar tidak ya luka jahitan pada perineum itu bisa menjadi infeksi? Semua bagian tubuh kita bila terluka tak terkecuali pada perineum tentu akan beresiko infeksi bilamana tidak dirawat dengan benar. Resiko infeksi pada luka jahitan perineum sebenarnya tidak perlu terjadi bila ibu rajin menyabuni dan membersihkan dengan air hangat pada luka jahitan tersebut, rajin mengganti pembalut dan aktif bergerak agar peredaran darah lancar. Makanan pantang tidak ada , semua boleh dimakan asal tidak beresiko alergi. Ibu yang sering pantang daging, ayam, ikan takut jahitan gatal malah akan memperlambat penyembuhan. Maka dari itu kekuatiran inmfeksi luka jahitan tidak perlu bila  ibu melakukan perawatan dengan benar, terlebih lagi tindakan episiotomi atau pengguntingan jaringan perineum dikerjakan secara steril dan bersih. Sakit tidak waktu digunting pada jalan lahir? Tidak perlu cemas dan kuatir, sesakit apapun proses persalinan ibu akan mendapatkan kebahagiaan yang lebih indah saat melihat si kecil sang buah hati terlahir kedunia. Itulah perjuangan sebagi seorang ibu. Banyak bantuan suntikan maupun obat  untuk mengurangi nyeri lokal pada daerah robekan perineum , bidan dan dokter tentu akan mempertimbangkan saat yang tepat untuk pemberian anti nyeri tersebut. Bahkan sering dijumpai pada kondisi yang sangat relaks  misalnya dengan  persalinan waterbirth, tehnik hypnobirthing dan sebagainya. Pada persalinan dengan tehnik relaksasi yang dalam ibu bersalin bahkan tidak merasakan sakit saat proses melahirkan maupun bila dilakukan bantuan perluasan jalan lahir dengan episiotomi itu. Saran bacaan:

http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2010/06/25/perawatan-luka-jahitan-setelah-melahirkan/

Semoga bermanfaat bagi para ibu. Salam hangat Bidan Romana Tari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline