Lihat ke Halaman Asli

Pesona Desa Wisata Fauna Burung Kuntul Putih Di Ketingan Yogyakarta

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1337183452661766317

Berwisata di Yogjakarta menjelang pergantian tahun 2011 seperti sekarang ini sangat ramai. Terutama  tempat wisata di sekitar Malioboro, Keraton, Candi Prambanan, pantai Parang Tritis,  Kasongan maupun ke pusat kerajinan perak Kota Gede. Bila waktu masih memungkinkan tak ada salahnya menyusun agenda untuk sekaligus berkunjung  ke desa  wisata fauna Burung Kuntul  putih di Ketingan Yogyakarta.  Kita bisa sambil menikmati panorama alam desa sepanjang perjalanan. orang angon ( memelihara ) bebek di sawah dan sekaligus melihat langsung habitat burung Kuntul putih yang berjumlah ribuan di desa Ketingan. Wisata fauna ini  menjadi salah satu pilihan  alam yang berbeda  dan mengasyikkan. Sekilas tentang Burung  Kuntul putih. Burung ini  termasuk dalam  famili Ardeidae. Saya ingin tahu genusnya apa, tapi sayang kantor sekretariat desa pagi - pagi  tadi belum buka. Burung Kuntul Putih ini berbeda dengan Bangau ( Ciconiidae ). Ukurannya  tubuhnya lebih ramping dan sedikit lebih kecil daripada Bangau.  Berkaki dan berleher panjang.  Keistimewaan Burung Kuntul putih saat terbang  lehernya membentuk huruf S. Burung Kuntul ini termasuk dalam satwa unggas yang dilindungi. Untuk klasifikasinya agak  sulit karena ada dua genus Ardea dan Egretta. Pada tahun 2005 Dr Louis Lefebvre seorang ilmuwan di Kanada mengatakan bahwa burung Kuntul ini termasuk burung yang cerdas IQ nya dilihat dari cara makannya ( sumber wikipedia Indonesia ).

Tidak sulit mencari lokasinya. Dari pusat kota stasiun Tugu kita bisa naik trans Jokja ( Bus way ). Lalu turun terminal Jombor , bisa menggunakan jasa ojek ke desa wisata. Bila naik kendaraan pribadi bisa langsung dari terminal Jombor ke arah barat menuju pasar Cebongan lalu menuju ke arah Mapolsek Mlati, nah di situ sudah  terlihat papan nama desa wisata dan ada petunjuk arahnya. Di sinilah desa wisata Ketingan itu. Apa yang menarik di sana? Sejak tahun 1997 menjadi tempat tinggal  burung Kuntul putih yang jumlahnya ribuan. Burung - burung itu tinggal di atas pepohonan.  Hidup bersama dengan warga desa. Tak satupun warga yang mengusik kehidupan koloni burung Kuntul putih itu. Hari ini 27 Desember 2011 saya harus bangun pagi - pagi sekali untuk dapat mengabadikan burung Kuntul putih yang bertengger di dahan pohon kelapa, Melinjo, Mahoni, Mangga dan pohon Flamboyan. Suaranya riuh sekali. Sayangnya kamera saya yang sederhana tidak bisa merekam gambar dengan baik. Tetapi lumayanlah, masih kebagian beberapa burung Kuntul yang belum pergi meninggalkan sarangnya untuk mencari makan di daerah berair. Pagi hari mereka berangkat sekitar pukul 05;00 WIB, dan kembali lagi setelah pukul 15;00 WIB. Burung Kuntul putih ini terbang bergerombol. Jika sudah senja tampak di dahan pohon seperti bertaburan kapas padahal itu burung Kuntul Putih. Salah satu warga di situ mengatakan dia sudah terbiasa dengan bau kotoran burung Kuntul putih ini, juga suaranya yang riuh bersahutan. Jika ke sana jangan lupa pakai topi, karena si Burung Kuntul putih ini kadang tiba - tiba pup di atas kepala kita he he he. Malah adik saya pernah kejatuhan anak burung Kuntul putih. Tetapi anak burung yang jatuh itu tidak boleh dibawa pulang, kita serahkan pada penduduk di situ untuk dipelihara. Sangat menarik mengamati situasi daerah Ketingan ini, selain suasana pedesaan yang masih asri juga saya kagum dengan kepedulian warga untuk menjaga kelestarian alam, terutama satwa unggas seperti ribuan burung Kuntul putih yang bermigrasi ke desa mereka sejak tahun 1997  ini. Bayangkan di balik atap rumah penduduk banyak dahan dan ranting pohon bambu yang tumbuh dan dijadikan hunian ribuan burung Kuntul putih. Ternyata bisa ya manusia hidup rukun dan damai dengan satwa dan alam. Ketika saya tanya pada salah satu bapak penjual bensin di situ bagaimana waktu ada wabah flu burung dulu itu, apakah mereka tidak cemas? Dia menjawab tidak ada yang terkena sakit flu burung dan mereka sehat - sehat saja. Bila ada warga yang sakit tapi bukan karena flu burung. Sempat juga saya sarankan agar anak - anak  kecil tidak memungut makanan yang jatuh ke tanah, karena makanan itu pasti sudah tercemar kotoran si burung Kuntul Putih . Jika ada buah - buahan atau sayuran harus di cuci bersih sebelum dimakan.

Pada kesempatan lain hari saya coba mengambil gambar lebih jelas terlihat koloni burung Kuntul putih itu sedang terbang beriringan. Burung Kuntul putih lebih suka terbang ke arah persawahan  atau pantai dan perairan yang jauh  dan kembali saat matahari menjelang tenggelam. Penasaran dengan desa wisata fauna Burung Kuntul putih ini? datang saja ke Ketingan Yogyakarta. Salam hangat, selamat berlibur  menjelang akhir tahun Bidan Romana Tari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline