Lihat ke Halaman Asli

Rina Pebriana

Sang Buruh Aksara

Puisi | Bias Semu

Diperbarui: 15 Agustus 2019   12:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rinai Hujan

By Rin'S

Dendang kata dari mulut manismu
Mengiang syahdu bak tembang kenangan
Kemudian perih mengiris kalbu
Selayak sembilu menoreh goresan


Pahit ludahku seketika
Mengepal erat genggaman tanganku
Seandainya kau bukan boneka
Apalah daya hanya menahan diri dan membisu


Lembut bicaramu membuai asa
Namun pias pada ujungnya
Kau hentak hingga ke titik nadir
Bergelung pedih kenyataan digulung takdir


Lupakah kau dengan karma?
Ah ....
Kau manusia sempurna
Tak patut bila menimpa
Mungkin itu karena dosaku sudah


Kukuh tak mengucap ampun
Sungguh tiada merasa berdosa
Menabur garam di atas luka
Seraya tertawa dibalik wajah santun
Kan kukejar ucap maafmu, di surga

Barabai, Kab. Hulu Sungai Tengah

Kamis, 15 Agustus 2019 / 14 Dzulhijjah 1440 H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline