Lihat ke Halaman Asli

SUPAS2015, Berpotensi Memberikan Data Kematian yang Akurat

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

142716377392774677

Survei Penduduk Antar Sensus 2015 (SUPAS2015) memiliki potensi besar untuk memberikan perkiraan kematian yang cukup akurat. Pernyataan tersebut disampaikan oleh peneliti dan pengamat kependudukan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementrian Kesehatan, Soeharsono Soemantri, dalam rangkaian acara Pembukaan Pelatihan Instruktur Nasional (Innas) SUPAS2015 di Wisma Jaya Raya, Cipayung, Bogor.

Dengan ukuran sampelnya yang besar, serta verifikasi kematian yang dilakukan dalam rangka meningkatkan completeness pelaporan kematian dan mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan klasifikasi kematian, memberikan peluang adanya beberapa pendekatan dalam menghitung indikator  kematian. Masih menurut Soeharsono, namun berbagai pendekatan tersebut dapat menimbulkan keraguan, yaitu indikator kematian dari pendekatan yang mana yang harus dipilih, atau sebaliknya justru memberikan peluang untuk melakukan pengkajian pendekatan yang paling tepat untuk menghitung indikator kematian di Indonesia.

Indikator kematian memang masih menjadi indikator kependudukan yang sulit untuk dihitung. Tidak memadainya sistem catatan sipil dan registrasi vital sebagai sumber data ideal kematian, menjadi batasan sulitnya penghitungan indikator kematian. Melalui Sensus Penduduk 2010 (SP2010) lalu, BPS telah mencoba untuk mendapatkan data kematian dengan cara langsung (direct method), namun nampaknya dihadapkan pada masalah under-reporting data yang disebabkan oleh incompleteness dan misclassification.  SUPAS2015  dirancang untuk dapat memberikan data kematian yang lebih baik.

Namun, semua penghitungan angka kematian sangat dipengaruhi oleh kemampuan menjaga mutu data yang dikumpulkan. Rangkaian kegiatan SUPAS2015 mulai dari persiapan, training, pengawasan pengumpulan data, dan rekonsiliasi menjadi satu rangkaian yang sangat penting untuk menghasilkan data yang bermutu dan berkualitas.  Terakhir, Soeharsono berpesan, “Hal yang tidak kalah penting adalah pencacah lapangan juga harus memiliki pemahaman yang memadai tentang konsep kematian serta manfaatnya untuk pengguna, sehingga tujuan SUPAS2015 untuk menghasilkan data kematian yang akurat dapat tercapai.”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline